Kamis, 18 April 2024
Dany Garjito : Senin, 06 Agustus 2018 | 11:56 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Hari kedua di Dieng Culture Festival 2018, Guideku.com berencana untuk menyaksikan penerbangan seribu lampion.

Suhu ekstrem Dieng yang sampai minus satu derajat celcius menusuk sampai terasa ke tulang membuat kami memutuskan untuk keluar penginapan pada siang hari.

Dan kebetulan memang di siang hari belum ada acara, paling cuma gladi bersih untuk rangkaian acara nanti malam.

Ternyata di siang hari pun Dieng cukup dingin. Setelah pagi suhu Dieng mencapai minus satu derajat Celcius, siang hari tercatat suhunya 10 derajat Celcius.

Kami pun hanya makan siang dan menuju Candi Arjuna untuk sekedar foto-foto dan cari kegiatan biar tidak kedinginan.

Kami memutuskan mampir makan siang di warung soto.

Soto yang enak dan disajikan dalam keadaan panas terasa sangat nikmat. Secangkir teh manis panas juga sukses menghangatkan tubuh.

Baru sekitar jam setengah tujuh kami stand by di lokasi penerbangan lampion di Dieng.

Sebelum acara puncak, yakni penerbangan lampion dan pesta kembang api, ada pertunjukan musik Dieng Culture Festival 2018.

Menikmati "hujan" lagunya The Rain yang beracun. (Guideku.com/Dany)

Beberapa line up Dieng Culture Festival 2018 adalah Hiroaki Kato, Letto, dan ditutup oleh band The Rain.

Hiroaki Kato membawakan lagu-lagu andalannya seperti Terimakasih dan Ruang Rindu. Dua dari sekian lagu yang dibawakan Kato di Dieng Culture Festival 2018 ini mendapat sambutan meriah dari penonton.

Ternyata ini bukan kunjungan perdana Hiroaki Kato ke Dieng Culture Festival, tetapi dulu dia hanya menjadi penonton dan berharap suatu saat bisa tampil di atas panggung Dieng Culture Festival.

"Saya sudah pernah datang ke sini, luar biasa! Dulu saya punya impian bisa tampil di Dieng Culture Festival, dan akhirnya mimpi saya terwujud malam ini", kata Hiroaki Kato saat kami wawancara (4/8/2018).

Kato juga mengatakan bahwa Dieng Culture Festival 2018 menjadi ajang untuk mengenal budaya Dieng yang sangat kaya akan tradisi.

Kato juga berharap semoga ke depannya Dieng Culture Festival bisa berkembang dan makin baik dari tahun ke tahun.

Tepat sebelum acara penerbangan seribu lampion, Letto naik ke panggung. Sontak teriakan dari penonton memecah kedinginan malam itu.

Permintaan Hati, Sebelum Cahaya, dan Ruang Rindu sukses dibawakan Noe cs, penonton pun turut bernyanyi bersama band asal Jogja ini.

Baca juga: Cerita Perjalanan ke Dieng Culture Festival 2018 Bersama Guideku.com

Sebelum membawakan lagu "Permintaan Hati", Noe meminta semua yang hadir berjanji untuk ikut bergoyang dan berdendang bersama. Penonton menyambut ajakan itu dengan riang. Intro pun dimainkan.

Tapi alih-alih membawakan lagu Permintaan Hati dengan melodi pop, Letto justru memainkannya dengan nuansa dangdut koplo. Hal inipun direspon semua penonton dengan berjoget bersama.

Ternyata hal itu dilakukan Letto untuk mengajak semua yang hadir untuk menikmati malam. Makna "semua yang hadir" ini termasuk semua makhluk tak kasat mata yang pasti juga hadir di sekeliling area acara, seperti yang diungkapkan Noe.

Lagu terakhir yang dibawakan Letto malam itu adalah "Sampai Nanti, Sampai Mati". Aura semangat dalam lagu tersebut sukses membakar gairah penonton yang masih setia bertahan di tengah suhu dingin Dieng menjelang tengah malam.

Tak hanya gairah penonton yang dibakar, tapi lampion-lampion juga mulai dibakar penonton, meskipun belum saatnya dibakar bersama.

Tepat tengah malam, Anang Batas cs yang menjadi MC di Dieng Culture Festival 2018 mengajak semua penonton untuk bersama-sama menyalakan lampion.

Menerbangkan lampion di Dieng Culture Festival 2018. (Guideku.com/Dany)

Harapan, doa, kenangan, semangat dan cinta mengisi setiap ruang hampa yang tercermin pada lampion.

Momen-momen ketika lampion diterbangkan ke angkasa berpadu dengan pesta kembang api menjadi hal yang sangat berkesan, tak hanya bagi kami, Guideku.com, tapi pasti juga bagi semua yang hadir di Dieng Culture Festival 2018.

Malam itu ditutup dengan penampilan The Rain membawakan beberapa lagu yang mengandung "racun" seperti Gagal Bersembunyi dan Terlatih Patah Hati.

Dari judulnya saja kamu pasti tahu, "racun" lagu-lagu tersebut seperti apa. Mentertawakan kegagalan cinta, kegagalan move on, dan diselipi semangat untuk terus berusaha menjadi penutup yang manis untuk malam yang luar biasa!

BACA SELANJUTNYA

Dieng Culture Festival 2018, Ini Harga Tiketnya!