Kamis, 25 April 2024
Dany Garjito : Senin, 22 Juli 2019 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Rencana penataan Pedagang Kaki Lima atau PKL di sisi sebelah barat Jalan Malioboro rupanya mendapat penolakan.

Dikutip dari Suara.com, penolakan tersebut datang dari Asosiasi Pedagang Kaki Lima Malioboro yang tergabung dalam Koperasi Tri Dharma Yogyakarta.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyayangkan masih ada pihak-pihak yang menolak rencana penataan tersebut.

Menurut Haryadi, kebijakan ini bertujuan untuk menata Malioboro agar lebih tertata rapi dan menarik banyak pengunjung.

"Itu kan konsepnya penataan. Jadi kita harapkan dengan penataan ini membuat Malioboro menjadi lebih tertata rapi, lebih baik, lebih banyak pengunjung yang akan bisa menikmati Malioboro," ujar Haryadi kepada wartawan saat ditemui di Kantor Wali Kota Yogyakarta, Senin (22/7/2019), seperti dikutip dari Suara.com.

Ia menilai, penolakan dari Tri Dharma yang mempermasalahkan ukuran lapak ketika dilakukan penataan menjadi lebih kecil adalah penolakan tanpa dasar. Di mana dari dulu, lahan yang ada di Malioboro memang sudah sempit.

"Menolak dasarnya apa, kalau alasannya kecil, Malioboro itu sekarang yang besar apanya. Pedagang itu yang gedhe daganganne opo gerobake (yang besar dagangannya apa gerobaknya)," katanya.

Karena itu, Haryadi menyatakan, kebijakan ini sudah dikonsepkan. Bahkan sudah disosialisasikan sejak lama. Selain itu, ia juga mempersilahkan kepada pihak-pihak yang ingin beraudiensi.

"Kalau mau audiensi tidak masalah, yang penting saat ketemu jangan pokoke, pokoke ora pak. kan susah kalau kayak gitu," katanya lagi.

Haryadi menekan Pemkot Yogyakarta berjanji tidak akan mengurangi jumlah PKL di sepanjang Jalan Malioboro apalagi menggusur.

"Saya tidak menggusur pedagang, tapi menata, konsep saya jelas. Tidak melakukan penggusuran, tapi melakukan penataan, dan itu konsep yang dulu kita sepakati bersama," ungkapnya.

Besok Uji Coba Pedestrian Malioboro

Suasana depan Hotel Inna Garuda Malioboro saat uji coba semi pedestrian. (Suara/Arendya)

Sementara itu, Pemkot Yogyakarta akan kembali melakukan uji coba semi pedestrian Malioboro pada Selasa Wage (23/7/2019) besok. Pada uji coba itu akan diwarnai dengan sejumlah pameran non-komersial dan seni budaya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, kegiatan-kegiatan non-komersial bertujuan untuk mengistirahatkan Malioboro dari polusi kendaraan.

"Selasa Wage besok itu acara di sana diisi yang non-komersial, seni budaya. Kami sangat mendukung apa pun kegiatan di Malioboro selagi bukan kegiatan yang komersial," ujarnya Haryadi.

"Alasannya kita ingin mengistirahatkan Malioboro satu hari dalam 35 hari. Kalau itu untuk komersial berarti hanya ganti saja, pedagangnya libur, pedagang lain masuk," tambahnya.

Menurut Haryadi, pada uji coba kedua besok, akan banyak kegiatan seni dan budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

"Event-event besok di Malioboro untuk non-komersial. Tapi untuk hiburan masyarakat," katanya.

Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga akan memperbaiki infrastruktur selama uji coba berlangsung. Termasuk membersihkan sampah dan limbah warung makan PKL.

Berikut daftar pertunjukan saat uji coba semi pedestrian Malioboro:

Depan Inna Malioboro

YK Brass Ensemble
Pukul: 15.00 WIB

Perpus Malioboro

Diskusi dan Pemutaran Film
Pukul 15.00 WIB

Halaman DPRD DIY

Diskusi dan Pemutaran Film
Pukul 18.00 WIB

Malioboro Mall

Pentas Wayang Beber, Orchestra Youth Camp MSO, Tarian Reog, Cakil Squad, Macapatan
Pukul 15.00 WIB

Pertigaan Jalan Dagen

Coffee Corner, Rooftop Jazz Session
Pukul 19.00 WIB

Depan Hotel Mutiara

Lelaku Gamelan Virtual, Videowall Exhibition
Pukul 19.00 WIB

Gerbang Barat Kepatihan

Bonang Battle, Dialog Budaya dan Gelar Seni "Yogya Semesta"
Pukul 15.00 WIB

Plaza SO 1 Maret

Gelar Seni dan Potensi UKM, Ekspos Sejarah
Pukul 15.00 WIB

Titik Nol Km

Pembelajaran Pantomim
Pukul 15.00 WIB

Sonobudoyo/Gedung Eks KONI

Ekspos Permainan Tradisional, Sosialisasi Warisan Budaya
Pukul 15.00 WIB

Gapura Ketandan

Barongsai Hoo Happ Hwee
Pukul 15.30 WIB

Depan Mirota Batik

Traditional Workshop dan Performance
Pukul 07.00 WIB

Depan Pasar Beringharjo

Campursari
Pukul 18.00 WIB

Depan Gedung Agung

Njathil Bareng Polisi
Pukul 16.00 WIB

Benteng Vredeburg

Pemutaran dan Diskusi Film
Pukul 15.00 WIB

Kontributor: Rahmad Ali

SUARA.com/Bangun Santoso

BACA SELANJUTNYA

Peserta Reuni Akbar 212 Jarang Jajan, PKL: Cuma Laku Sebotol Dua Botol Saja