Kamis, 18 April 2024
Dany Garjito | Aditya Prasanda : Selasa, 14 Agustus 2018 | 17:16 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, banyak desa wisata sampai kota besar menyiapkan berbagai lomba. Salah satu lomba yang paling digemari adalah gebuk bantal.

Sebuah bambu berdiameter cukup besar membentang di tengah kali. Bambu itu dialiri oli.

Dua orang pria dengan raut tegang, tampak bersiap dengan bantal di genggaman mereka.

Pilihannya hanya satu, menang atau tercebur dan jadi pecundang. Maka layaknya di medan perang, tepat di antara kerumunan warga yang menyaksikan, tercebur ke kali jelas bukan pilihan.

Tanggal 17 Agustus sore itu, para laki-laki, baik yang tua maupun yang muda akan beradu kekuatan menghantam lawan dengan bantal. Perlombaan yang sama nyaris dilakukan serempak di seluruh Indonesia.

Sorak sorai warga bak bunyi terompet yang menggema di Stadion Gelora Bung Karno, riuh dan pesta menyemarakkan hiburan sekali setahun tersebut.

Hitung mundur pun dimulai, penantian menuju titik nadirnya.

Ilustrasi bantal. (Pixabay)

Hantam-menghantam dengan bantal terjadi, gelak tawa mewarnai keseruan itu. Salah seorang peserta berusaha menahan keseimbangan, sementara bantal terus ia ayunkan hingga lelah tak jadi soal.

Pertandingan berjalan sengit namun patut diingat, bagi pria, duduk di posisi ini tentu harus menahan nyeri, selain martabat mereka tengah diperjuangkan di atas kali.

Hingga akhirnya satu di antara pria itu menyerah, terpeleset, dan tercebur ke kali.

Raut penyesalan tak bisa dihindarkan bagi kubu yang kalah, sementara kebahagiaan terpancar dari kubu pemenang dan juga para warga yang menikmati pertandingan tersebut.

Seperti tradisi pertandingan lainnya, sang pemenang lomba gebuk bantal akan diadu dengan pemenang lain hingga ditemukan pemenang terkuat.

Selain pria, lomba ini juga diikuti kaum wanita.

Lomba gebuk bantal jadi salah satu lomba yang paling dinantikan kala hari kemerdekaan tiba.

Lomba ini mulanya digelar pertama kali di Kalimalang, Jakarta Timur pada 1990-an. Setelah menahun mengadakan lomba panjat pinang, warga setempat menggelar perlombaan gebuk bantal. Dan ternyata di luar dugaan animo masyarakat cukup bagus.

Lomba ini akhirnya jadi tradisi tahunan warga, hingga akhirnya menjalar ke penjuru Jakarta dan Indonesia.

BACA SELANJUTNYA

3 Alasan Kue Putu Menggunakan Cetakan dari Bambu