Rabu, 24 April 2024
Angga Roni Priambodo | Aditya Prasanda : Minggu, 30 Desember 2018 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bagi masyarakat Papua, tradisi bakar batu dilangsungkan untuk memanjatkan syukur sekaligus ajang silaturahmi bersama keluarga, kerabat dan sanak saudara.

Upacara adat ini kerap dihelat kala momen-momen bahagia macam kelahiran, perkawinan dan penobatan kepala suku dilangsungkan.

Hari ini, tradisi bakar batu dapat disimak melalui suku-suku di pedalaman Papua yang menghuni Paniai, Lembah Baliem, Pegunungan Tengah, Nabire, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Dekai, hingga Yahukimo.

Setiap daerah pun memiliki istilah bakar batu masing-masing lho, seperti di Wamena, upacara adat bakar batu disebut sebagai Kit Oba Isogoa. Sementara di Paniai, ritual ini dinamakan Gapila. Lain halnya di Jayawijaya, tradisi bakar batu disebut sebagai Barapen.

Lantas, seperti apa ya proses upacara bakar batu?

(Instagram Stiffvibes)

Ritual bakar batu dimulai dengan penumpukan batu di atas perapian. Batu tersebut lantas dibakar hingga hangus. Sementara warga lain membuat lubang galian nan cukup dalam untuk meletakkan batu panas.

Sebelum batu dimasukkan, lubang galian terlebih dahulu diberi alas berupa daun pisang dan alang-alang.

Batu panas kemudian dimasukkan ke dalam lubang galian, lantas di atasnya diberi alas daun pisang, dan diletakkan daging babi yang telah diiris-iris.

Selanjutnya, daging babi ditutup kembali dengan daun pisang, kemudian ditatah ubi jalar, singkong dan sayuran lainnya sebelum ditutup kembali dengan alas daun pisang dan alang-alang terakhir.

Uniknya, masyarakat setempat juga meyakini sukses atau tidaknya upacara bakar batu bergantung nasib sang babi yang dijadikan persembahan.

Ya, sebab babi yang sudah ditangkap tak langsung disembelih namun dipanah terlebih dahulu.

Jika babi tersebut mati ketika dipanah maka konon upacara bakar batu akan berjalan lancar. Namun sebaliknya, jika sang babi tak langsung mati, maka hal tersebut perlambang acara bakar batu tidak berjalan sukses.

Wah unik ya!

BACA SELANJUTNYA

Kisah Anggi Giji dan Anggi Gida, Danau Kembar di Pegunungan Arfak