Jum'at, 19 April 2024
Dany Garjito : Kamis, 21 Maret 2019 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Percakapan terakhir pilot dan kopilot Lion Air PK-LQP sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Oktober 2018 lalu akhirnya terungkap. Sebelum pesawat jatuh di lautan, kopilot Harvino sempat meneriakan takbir 'Allahu Akbar'.

Sebelumnya pada November 2018 lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT telah merilis preliminary report terkait insiden jatuhnya Lion Air JT 610 PK-LQP itu.

Dalam laporan tersebut, Digital Flight Data Recorder (DFDR) merekam adanya hal teknis berupa perbedaan antara dua AoA (Angle of Attack) yang ada di kokpit.

Belakangan diketahui, persoalan di pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 itu disebut mirip dengan insiden yang dialami pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh awal Maret ini.

Tim Sar gabungan saat melakukan proses pencarian pesawat Lion Air JT-610 di Laut Utara, Karawang, Jawa Barat, Rabu, (31/10). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Dilansir dari Reuters pada Kamis (21/3/2019), hal itu dikatakan oleh 3 orang sumber anonim yang mengetahui isi Cockpit Voice Recorder (CVR) kepada Reuters. Ini adalah pertama kalinya isi CVR terungkap ke publik. Reuters sendiri menyatakan tidak memiliki rekaman maupun transkrip dari isi CVR.

Ketiga sumber anonim Reuters tersebut mengungkapkan, pilot asal India, Bhavye Suneja sempat terdiam di detik-detik terakhir pesawat sebelum jatuh.

Sementara itu, kopilot asal Indonesia, Harvino, berteriak 'Allahu Akbar'. Saat itulah pesawat menukik dan jatuh di perairan Tanjung Karawang dan menewaskan 189 orang penumpang dan kru, termasuk pilot dan kopilot.

Terkait pengungkapan oleh sumber anonim tersebutk. Reuters telah mencoba meminta konfirmasi kepada pihak Lion Air, Boeing, hingga KNKT.

Menanggapi hal itu, juru bicara Lion Air mengatakan, semua data dan informasi telah diberikan kepada pihak yang meyelidiki, sehingga mereka menolak berkomentar lebih lanjut, seperti dikutip GuideKu.com dari Suara.com.

Begitu juga dengan pihak Boeing, mereka juga menolak berkomentar saat dikonfirmasi oleh Reuters dengan alasan investigasi sedang berjalan.

Sementara itu, kepada Reuters, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan bahwa laporan investigasi bisa dirilis pada bulan Juli atau Agustus. Pada hari Rabu (20/3) ini, dia menolak berkomentar soal isi CVR dan mengatakan bahwa isinya belum dipublikasikan.

Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 melakukan aksi di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Kamis (13/12). [Suara.com/Fakhri Hermansyah]

Masih dari keterangan sumber anonim Reuters, sebelum pesawat jatuh, pilot dan kopilot sempat panik. Mereka berusaha sekuat tenaga mencari solusi saat terjadi gangguan pada pesawat.

Sang pilot bahkan juga meminta kopilot untuk membaca buku panduan yang berisi ceklis saat peristiwa abnormal.

Bahkan kemudian, di penghujung penerbangan sebelum pesawat jatuh, pilot meminta kopilot untuk menerbangkan pesawat. Sementara dirinya mengecek buku panduan untuk mencari solusi untuk gangguan tersebut.

"Kondisinya seperti ujian, di mana ada 100 pertanyaan dan ketika waktu habis, Anda hanya bisa menjawab 75 pertanyaan. Kemudian Anda panik. Ini bagaikan kondisi time-out," ujar sumber anonim ketiga Reuters.

CVR Lion Air PK-LQP ditemukan pada Januari 2019 lalu. Di mana sebelumnya, KNKT sudah merilis laporan awal soal kecelakaan ini pada November 2018 berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR).

SUARA.com/Bangun Santoso

BACA SELANJUTNYA

Geger Penumpang Terduga Virus Corona, Begini Penjelasan Lengkap Lion Air