Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Tana Toraja merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang kaya akan aneka upacara kematiannya.
Di kabupaten yang terletak di selatan Sulawesi ini, beragam upacara kematian digelar, menjelma warisan peradaban nan luhur dan berharga bagi khasanah kebudayaan Tanah Air.
Empat di antara upacara kematian di Tana Toraja tersebut, dihimpun Guideku.com disini. Apa saja?
Patung jenazah Tau-tau
Baca Juga
Tau-tau, patung kayu menyerupai manusia ini merupakan replika kerabat yang telah meninggal dalam lingkup tradisi Toraja.
Proses pemahatannya tak dapat dilakukan sembarangan dan hanya dikerjakan oleh pemahat khusus.
Sebab itu, sebelum jenazah diarak menggunakan peti Pong Buri, sang pemahat akan memahat Tau-tau persis di dekat jenazah, demi memperoleh detil nan maksimal.
Tak hanya dipahat oleh pemahat khusus, yang diizinkan membuat Tau-tau pun hanya keluarga yang sanggup menyembelih setidaknya 24 ekor kerbau, yang terdiri dari empat jenis ekor kerbau berbeda.
Sebab biaya pembuatan tau-tau pun tak murah, berkisar Rp 25 juta bergantung detil dan ukurannya.
Kompleks Pemakaman Londa
Membentang di Desa Sandan Uai, Londa menyuguhkan goa yang berfungsi sebagai area pemakaman warga setempat.
Di goa-goa tersebut, peti berisi jenazah anggota masyarakat diletakkan dan ditumpuk di lubang-lubang gua.
Peletakannya pun dirunut berdasarkan derajat kedudukan seseorang. Semakin tinggi letaknya, semakin tinggi pula kedudukan mereka di masyarakat.
Pemakaman Bayi di Passiliran
Ada yang berbeda di Passiliran, pemakaman bayi di Kambira, Toraja.
Jika pemakaman pada umumnya jenazah akan dikubur dalam tanah dan ditandai dengan batu nisan, di Passiliran, bayi-bayi dikubur di dalam pohon. Masyarakat setempat menyebut pohon tersebut tarra.
Menurut kepercayaan nenek moyang penduduk Kambira, bayi-bayi yang belum tumbuh giginya harus dikubur di dalam pohon, agar jiwanya selamat menyisir perjalanan hingga alam baka.
Konon, bayi-bayi tersebut sengaja dikubur di dalam pohon, sebab jika dikubur layaknya manusia dewasa, masyarakat setempat meyakini petir akan menyambar liang lahat mereka.
Di dalam pohon tarra, bayi-bayi akan dimakamkan dalam kondisi meringkuk, tanpa sehelai benang pun layaknya berada di dalam rahim ibu.
Getah pohon tarra nan berwarna putih seperti susu dipercaya menggantikan air susu ibu untuk jenazah para bayi di dalam pohon tarra.
Bayi-bayi yang dimakamkan dalam pohon tarra akan ditempatkan sesuai strata sosial keluarga mereka. Semakin tinggi derajat keluarga si bayi maka semakin tinggi pula tempat ia dimakamkan.
Nahas, saat bayi meninggal, ibu kandung tidak diperbolehkan melihat makam bayi mereka hingga setahun berselang.
Hari ini, kawasan pemakaman Passiliran merupakan salah satu destinasi wisata favorit wisatawan yang menyambangi Toraja. Untuk masuk ke dalam komplek pemakaman ini, kita harus merogoh kocek sebesar Rp 10 ribu.
Festival Man'ene
Di Festival Ma'ene, jasad-jasad yang telah terkubur puluhan tahun, dikeluarkan kembali. Lantas, oleh keluarga dan anak cucu mereka, jasad tersebut didandani dan diberi pakaian baru layaknya mereka yang masih hidup.
Setelah didandani, jasad-jasad tersebut akan digiring berjalan menuju kampung halaman mereka.
Ritual ini konon dapat menangkal bencana dan segala bala buruk bagi anggota keluarga yang ditinggalkan.
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
Menggugah Selera! Ragam Kuliner Khas Sulawesi ini Wajib Dicoba di Akhir Tahun
-
Mantap! Wisata Ollon Tana Toraja Dapat Bantuan Pengembangan Rp20 Miliar
-
Awkarin Pacaran di Negeri Atas Awan, Potret Romantisnya Bikin Iri
-
Dijuluki Miniatur Raja Ampat, Begini Eksotisnya Pulau Labengki di Sulawesi
-
Air Terjun Bolo, Setitik Surga di Pedalaman Hutan Batui
-
Mau Bongkar Pungli, Prabowo Malah Dikeroyok Warga di Tempat Wisata
-
Cantiknya Pantai Sombu, Spot Menyelam Surgawi di Wakatobi
-
5 Pesona Likupang, Surga Tersembunyi di Sulawesi Utara
-
Wisata ke Tondok Bakaru, Tempat Sawah Bertemu Kebun Anggrek
-
Sentra Pengrajin Rumah Adat Minahasa itu Bernama Desa Woloan