Sabtu, 04 Mei 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Rabu, 22 Januari 2020 | 18:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Kampung Ketandan, ada satu bangunan yang kerap dilewatkan begitu saja oleh wisatawan. Didominasi warna putih dan hijau, bangunan ini sepintas tampak kurang memikat mata.

Padahal, rumah dengan perpaduan gaya Tionghoa, Eropa, dan Jawa tersebut adalah bagian dari sejarah panjang hubungan Tionghoa dan Keraton Yogyakarta. Dahulu, bangunan itu ditempati kapitan Tionghoa bernama Tan Jin Sing.

Tan Jin Sing adalah seorang kapitan Tionghoa yang dikenal karena kepandaiannya. Dahulu, Sultan Hamengkubuwono III mengangkatnya sebagai bupati dan memberinya gelar Kanjeng Raden Tumenggung Secadiningrat.

Mengabdi pada keluarga Keraton Yogyakarta, sosok Tan Jin Sing pun disebut-sebut dihormati oleh Pangeran Diponegoro.

Belum lagi, Tan Jin Sing merupakan sosok yang dulu mengeksplor Candi Borobudur sekaligus meminta Sir Thomas Stamford Raffles untuk melakukan restorasi.

Rumah Tan Jin Sing (Guideku.com/Amertiya)

Menurut Tjundoko, ketua RW di Kampung Ketandan, Tan Jin Sing sebenarnya tinggal di Keraton selama 5 hari dalam seminggu. Sementara, pada Jumat-Sabtu, Tan Jin Sing menempati kediaman di Kampung Ketandan.

Tan Jin Sing sendiri diketahui memang memiliki dua istri, satu dari kalangan Keraton sementara satunya adalah keturunan Tionghoa bermarga Yap.

Sebagai kapitan yang berpengaruh sekaligus bupati, rumah Tan Jin Sing sebenarnya tergolong mewah.

Kala itu, areal rumahnya membentang dari perempatan Ketandan hingga Jalan Ahmad Yani. Sayangnya, kini bagian rumah yang tersisa hanyalah satu sub bangunan di Jalan Ketandan Lor.

Jika dilihat dari bentuk bangunan dan ruang-ruang yang ada, sub bagian rumah yang tersisa tersebut diperkirakan adalah bagian kantor.

Selain itu, ada pula bagian istal kuda yang masih tersisa. Jika dikira-kira, luas rumah Tan Jin Sing dulu mencapai satu hektare.

Rumah Tan Jin Sing, Kampung Ketandan, Yogyakarta (Guideku.com/Amertiya)

Bagi travelers yang ingin melihat langsung rumah Tan Jin Sing, Anda bisa berkunjung ke daerah Kampung Ketandan. Lokasi rumah ini tergolong mudah ditemukan.

Bagian dalam rumah Tan Jin Sing sendiri didominasi warna putih dengan kusen hijau muda. Dari kejauhan, atap rumah ini terlihat bak joglo khas Jawa.

Meski begitu, travelers juga dapat melihat perpaduan gaya arsitektur khas Tionghoa dan Eropa. Salah satu yang menarik adalah bentuk pintu depannya dan juga pilar-pilar besar yang menghiasi.

Sementara, bagian lantai rumah Tan Jin Sing memiliki ubin kuno khas bangunan Belanda zaman dulu. Di bagian belakang rumah, ada pula halaman yang cukup besar.

Sayangnya, bagian dalam rumah tersebut tampak tak terurus karena proses perbaikan masih berjalan. Ya, rumah Tan Jin Sing kini memang sudah dibeli oleh Pemda Yogyakarta dan tengah direstorasi.

Namun, jika beruntung, travelers dapat meminta izin untuk melihat-lihat sejenak.

Setelah restorasi selesai, rumah ini pun rencananya akan dijadikan sebuah museum yang membahas sejarah peranakan secara makro dan juga kisah Tan Jin Sing selaku pemiliknya dulu.

Travelers tertarik untuk melihat langsung bekas rumah sang kapitan Tionghoa yang menjadi legenda di kota Yogyakarta ini?

BACA SELANJUTNYA

Cara Nikmati 5 Kuliner Legendaris di Kota Yogyakarta, Bukan Cuma Gudeg lho