Kamis, 28 Maret 2024
Silfa Humairah : Jum'at, 03 April 2020 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Jika maraknya wabah corona objek wisata ditutup untuk pencegahan mungkin bukan hal yang mengejutkan, namun bTaman Nasional Cayambe Coca di Ekuador membuat pengumuman yang mengejutkan khalayak, yakni Air Terjun San Rafael dilaporkan menghilang.

Menurut pengumuman ini, air terjun setinggi 150 meter di taman nasional ini telah menghilang sejak 2 Februari 2020 kemarin.

Menurut Kementerian Pariwisata Ekuador, aliran air yang mengalir deras pada air terjun itu kini telah menjadi aliran yang kecil.

Air terjun yang dikelilingi oleh vegetasi yang subur dan keanekaragaman hayati tersebut merupakan air terjun tertinggi di Ekuador.

"Sayangnya, Air Terjun San Rafael sekarang telah menjadi bagian dari sejarah dan tidak akan kembali," kata juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Ekuador (MAE), seperti dikutip laman IFL Science, Kamis (2/4/2020).

Perubahan yang terjadi secara mendadak ini telah didokumentasikan dalam foto-foto oleh MAE dan NASA yang diambil melalui satelit Landsat 8.

Menurut MAE, kemungkinan terbesar menghilangnya air yang mengalir pada air terjun tersebut disebabkan lubang runtuhan atau sinkhole, sebuah lubang dalam topografi permukaan yang muncul akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan, yang umumnya terjadi akibat aliran air di bawah tanah.

Air terjun San Rafael, Ekuador. [Shutterstock]

Sinkhole dibentuk oleh tanah longsor yang terjadi pada 2 Februari di sekitar Sungai Coca. Pihak berwenang telah menutup daerah di sekitarnya untuk wisatawan san terua memantau sungai serta risiko potensial terhadap keanekaragaman hayati di taman nasional.

Menurut Mongabay, tanah longsor yang menciptakan sinkhole tersebut hanya beberapa meter dari air terjun dan menyebabkan air mengalir dalam tiga bagian terpisah di lereng yang tidak terlalu curam. Meski begitu, penyebab pasti dari tanah longsor masih belum diketahui.

Menurut penjelasan geologisnya, Air Terjun San Rafael terletak di daerah seismik aktif yang merupakan rumah bagi gunung berapi Cayambe dan gunung berapi Reventador, sehingga tanah longsor yang terjadi secara alami bukan sesuatu yang mengejutkan, mengingat geologi daerah tersebut.

Di sisi lain, beberapa orang berpendapat bahwa tanah longsor sebenarnya adalah hasil dari pembangunan Coca Codo Sinclair Dam, salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di Ekuador yang ditemukan di hulu.

Beberapa orang menyebut bahwa bendungan membutuhkan air sungai untuk disaring sehingga tidak merusak peralatan. Kurangnya endapan menyebabkan aliran air menjadi lebih erosif ke dasar sungai dan tepi sungai di bawah bendungan serta membuatnya lebih rentan runtuh.

"Air terjun itu telah ada di sana selama ribuan tahun dan tidak runtuh. Tapi secara kebetulan, beberapa tahun setelah membuka proyek pembangkit listrik tenaga air, air terjun itu kini menghilang," ucap Emilio Cobo, koordinator Program Air Amerika Selatan di Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Cobo menambahkan itu adalah proses yang telah ada dalam makalah ilmiah dan ada bukti yang cukup untuk menyebut bahwa bendungan dapat menyebabkan dampak seperti ini pada sungai.

Itulah laporan dari taman nasional yang menyebutkan hilangnya Air Terjun San Rafael, yakni air terjun teringgi di Ekuador. (Suara.com/ Lintang Siltya Utami).

BACA SELANJUTNYA

Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Bogor, Cocok untuk Libur Tahun Baru 2024