Rabu, 24 April 2024
Silfa Humairah : Kamis, 30 Juli 2020 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Sambut wisata new normal, destinasi wisata diimbau untuk memberlakukan protokoler kesehatan selama pandemi. Seperti halnya objek wisata di Kabupaten Banyuwangi yang cukup ketat soal protokoler.

Melihat keseriusan itu, Kabupaten Banyuwangi disebut-sebut sebagai contoh destinasi yang aman di era pandemi. Hal itu lantaran pengelola destinasi tersebut mampu aturan dengan tegas untuk menjalankan kegiatan wisata di tengah wabah virus corona.

"Banyuwangi, bupatinya sangat serius, itu bisa jadi model. Mereka bentuk satu tim yang memantau bagaimana protokol di hotel kalau ada kecerobohan atau melanggar ketentuan protokol itu sesuai dengan Perda atau Pergub diberikan sanksi ditutup sementara," kata Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh dalam webinar Planet Tourism Indonesia 2020, Rabu (29/7/2020).

Blue flame di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok: Kemenpar)

Menurut Frans, pemerintah daerah menerapkan aturan yang tegas bagi setiap pelaku wisata yang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan. Setiap pelaku wisata yang disanksi penutupan sementara juga akan diperiksa lebih lanjut sebelum kembali diizinkan beroperasi.

"Mekanisme kontrol auditoring jadi sangat penting. Jadi kita bisa lakukan kegiatan wisata dan ekonomi kreatif dengan aman dan produktif," kata Frans.

Ia menegaskan, hal paling penting yang juga harus dilakukan pelaku wisata adalah bagaimana mengelola kerumunan, euforia orang saat melakukan kegiataan wisata juga pengaturan jumlah pengunjung.

Diakui Frans, tidak mudah untuk mengatur masyarakat luas. Karenanya perlu edukasi, kebiasaan, juga managemen yang jelas dalam melaksakan protokol sesuai standar kesehatan.

"Proses edukasi pasti bertahap. Kesadaran itu yamg menentukan tingkat keberhasilan kita dalam mengelola dampak. Poin penting, krisis ini tidak akan berakhir kalau tidak serius mengurangi terhadap dampak transmisi. Kita tidak ingin sektor pariwisata dan ekinomi kreatif jadi kluster baru dalam Covid-19," tuturnya.

Hanya saja, penerapan itu bukan hanya menjadi tugas para pelaku usaha. Frans menyampaikan perlu kerjasama masyarakat sebagai pengunjung, pemerintah, hingga komunitas pegiat wisata.

BACA SELANJUTNYA

Libur Tahun Baru Coba Kunjungi Tempat Wisata di Bogor Ini, Keindahan Alamnya Memikat