Selasa, 30 April 2024
Arendya Nariswari : Kamis, 02 Desember 2021 | 08:34 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Terdiri dari banyak pulau, tak heran jika Indonesia dikenal dengan suku, adat, agamanya yang beragam. Tradisi kepercayaan lokal Indonesia bahkan menjadi salah satu keberagaman yang menarik untuk dipelajari dan diketahui. 

Bukan hanya memeluk agama seperti Kristen, Katolik, Buddha, Hindu hingga Konghucu, ternyata banyak dari masyarakat Indonesia juga memiliki atau beberapa bahkan masih menjalani kepercayaan lokal leluhur. 

Mulai dari Kejawen hingga Sunda Wiwitan, beberapa nama kepercayaan lokal Indonesia ini tentu saja sudah tak asing Anda dengar bukan?

Dihimpun dari laman Suara.com, Kamis (2/12/2021) simak daftar tradisi aliran kepercayaan lokal Indonesia yang masih eksis dan terkenal hingga kekinian. 

1.  Kejawen
Kejawen adalah sebuah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Jawa sejak lama. Masyarakat Jawa tetap menjalankan agama utama yang dianut, menjalankan perintah dan larangannya, namun tetap melaksanakan adat dan perilaku sebagai seorang pribumi Jawa yang taat dengan leluhur.

Penganut Kejawen selalu mengatakan bahwa kepercayaan mereka bukanlah agama, meski memiliki beberapa tradisi yang menjadi ciri khas sebuah agama.

Kepercayaan kejawen memiliki beberapa misi dalam ajarannya. Mereka harus melaksanakan empat hal wajib saat hidup, yaitu:

  1. Seorang manusia Jawa harus bisa menjadi rahmat bagi dirinya sendirinya;
  2. Mereka juga harus bisa menjadi rahmat bagi keluarga;
  3. Manusia sebagai rahmat bagi sesama dan;
  4. Manusia sebagai rahmat bagi alam semesta.

2. Sunda Wiwitan
Sunda Wiwitan adalah kepercayaan yang telah dianut oleh sekelompok masyarakat Sunda sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan sebelum Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, ajaran Sunda Wiwitan sudah ada dan berkembang dalam masyarakat.

Pada era modern seperti sekarang, masyarakat Sunda Wiwitan bisa ditemukan di kawasan Kanekes - Banten, Kampung Naga - Cirebon, dan Cigugur - Kuningan.

Sunda Wiwitan memuja roh nenek moyang sebagai sosok yang disakralkan. Selain memuja nenek moyang, Sunda Wiwitan juga memiliki satu Tuhan yang kerap disebut dengan Sang Hyang Kersa. Dalam ajaran Sunda Wiwitan, Tuhan tetaplah satu, seperti ajaran umat Islam. Dalam perkembangannya, beberapa tradisi dari Sunda Wiwitan juga terpengaruh oleh unsur Hindu dan Islam.

3. Kaharingan
Kaharingan adalah salah satu kepercayaan asli Indonesia yang berasal dari Kalimantan, dan banyak dianut oleh warga Suku Dayak, bahkan sebelum agama-agama besar diakui oleh pemerintah.

Kaharingan percaya pada adanya entitas yang sering disebut dengan Ranying. Entitas itu bisa disamakan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Meski masuk dalam cakupan agama Hindu, Kaharingan masih memiliki tradisi asli yang tidak bisa disamakan dengan agama lainnya, seperti tempat ibadah tersendiri yang dinamakan Balai Basarah.

4. Marapu
Kemudian ada Marapu, yaitu aliran kepercayaan lokal Indonesia yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Para penganut Marapu menerapkan keyakinannya dengan memuja arwah-arwah para leluhur.

Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur itu disebut Marapu, yang artinya "yang dipertuan" atau "yang dimuliakan". Makanya, kepercayaan yang mereka anut juga disebut Marapu.

Salah satu desa yang warganya menganut kepercayaan ini ada di Kampung Tarung, Waikabubak.

Contohnya, Kampung Tarung masih mempertahankan kebudayaan para leluhur dari bangunan arsitektur rumahnya. Sehingga tidak heran jika warga di sana juga masih meyakini kepercayaan leluhur mereka.

5. Malim
Dari Kalimantan, kita berpindah ke pulau Sumatra. Malim merupakan agama asli dari Tanah Batak. Para pengikut aliran kepercayaan ini disebut sebagai Parugamo Malim, atau bisa disingkat Parmalim.

Jumlah mereka bisa dibilang sangat sedikit, bahkan banyak masyarakat Sumatra Utara, tempat agama ini berkembang, yang masih belum mengenal kepercayaan ini.

Penganut kepercayaan Malim meyakini bahwa Tanah Batak adalah tanah yang suci, meliputi sekitaran Danau Toba dan Pulau Samosir.

Mereka juga tetap percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa, pencipta jagad raya. Namun, Tuhan dalam Malim ini adalah Debata Mulajadi Na Bolon, atau yang Maha Awal dan Maha Besar.

Selain itu, mereka mempercayai adanya dewa-dewa yang membantu Debata Mulajadi Na Bolon, seperti Debata Na Tolu, Si Boru Deakparujar, Nagapadohaniaji, dan Si Boru Saniang Naga. (Suara.com/Dini Afrianti Effendi/Vania Rossa)

BACA SELANJUTNYA

Sangat Worth It! 10 Film ini Cocok Ditonton ketika Bulan Desember dan Tahun Baru 2024!