Jum'at, 29 Maret 2024
Galih Priatmojo | Amertiya Saraswati : Kamis, 14 Februari 2019 | 14:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bertempat di samping Pusat Rehabilitasi YAKKUM Yogyakarta, Cupable menjadi saksi bisu bagi para penyandang disabilitas yang tengah berlatih menjadi barista.

Ketika tim Guideku.com berkunjung ke Cupable pada Rabu (13/02/2019), para peserta pelatihan Barista Inklusif angkatan kedua tampak sedang asyik berbincang meski pelatihan hari itu sudah usai.

Pelatihan Barista Inklusif merupakan salah satu kegiatan dalam Program Peduli YAKKUM. Di sini, para penyandang disabilitas dan transgender dapat mempelajari segala sesuatu tentang kopi dan barista selama 6 minggu lamanya.

Nah, pada kesempatan ini, Guideku.com sendiri berkesempatan untuk mengobrol dengan para peserta sekaligus Rippy selaku Project Officer dan Adit selaku Information and Communication Officer.

Yuk cari tahu lebih jauh tentang bagaimana hubungan kopi dan disabilitas di Cupable!

Cupable, Tempat Pelatihan Barista Inklusif (Guideku.com/Amertiya)

Kenapa sih pilih kopi untuk mengembangkan kemampuan disabilitas?

Tren kopi sekarang sedang naik, di mana-mana anak muda pasti sering ngopi. Makanya kita pilih kopi agar penyebaran kampanye makin cepat.

Apa tujuan dari program pelatihan Barista Inklusif ini?

Tujuannya mengampanyekan inklusi untuk disabilitas, agar orang-orang lebih nggak judgemental. Kadang kita kalau lihat mereka kan masih mikir, ''Ah dia bisa nggak sih bikin mengoperasikan alat-alat kopi?''. Nah kita mau buktiin kalau mereka bisa.

Cupable, Tempat Pelatihan Barista Inklusif (Guideku.com/Amertiya)

Latihannya di Cupable ini?

Iya, latihan di sini 6 minggu. Mereka juga diasramakan di sini khusus untuk pelatihan.

Cupable sendiri ada sejak kapan sih?

Kira-kira udah setahun, sejak 2017. Cupable sebenarnya bukan punya YAKKUM, tapi punya teman dekat direktur. Kebetulan beliau juga peduli isu sosial dan ikut merekrut para penyandang disabilitas untuk kegiatan ini.

Boleh tahu proses latihannya?

Latihan di sini prosesnya dari hulu ke hilir. Jadi mulai dari membedakan jenis kopi arabika dan robusta, sejarah kopi, dari ditanam sampai diproses, baru ke teknik membuat dan menyeduh kopi. Jadi mereka paham dunia kopi secara menyeluruh.

Cupable, Tempat Pelatihan Barista Inklusif (Guideku.com/Amertiya)

Berarti fokusnya sebenarnya lebih ke kopi daripada barista ya?

Iya, ke bisnis di bidang kopi. Karena ada banyak pekerjaan yang menyangkut bidang kopi, nggak cuma barista. Mulai dari roaster, sorting biji kopi, brewers, distributor kopi, bahkan penulis tentang kopi.

Makanya mereka sempat ada field trip ke kebun kopi di Temanggung dan ke Rahayu Roastery.

Pelatihannya kan cuma 6 minggu, setelah itu mereka bakal tetep kerja di sini?

Dari batch sebelumnya, ada satu yang kerja di Cupable dan ada juga yang buka usaha. Ada yang jadi distributor kopi juga. Intinya mereka kembali ke komunitas dan menggunakan kemampuan mereka di bidang kopi.

Cupable, Tempat Pelatihan Barista Inklusif (Guideku.com/Amertiya)

Gimana dengan tantangannya? Apa tantangan program Barista Inklusif ini?

Tantangannya mungkin lebih ke semangat mereka setelah kembali ke komunitas. Apa mereka bakal tetep semangat atau nggak. Makanya kita juga ada latihan business plan dan jaringan untuk magang.

Salah satu contohnya ada yang pernah kita ikutkan jadi panitia lomba kopi.

Ada kesulitan waktu ngelatih mereka?

Sejauh ini nggak sih. Mungkin lebih ke memahami karena mereka kan ada yang belajarnya cepet, ada juga yang harus pelan-pelan dan diulang sampai paham.

Terakhir, ke depannya program ini bakal ada lagi nggak?

Sebenarnya banyak yang mau ikut program ini, nggak cuma para disabilitas aja. Tapi sekarang kan kita fokusnya ke disabilitas dan transgender, masih membenahi dari yang batch 1 juga. Tapi untuk ke depannya mungkin cakupannya bisa lebih besar.

BACA SELANJUTNYA

Gurihnya Kue Pancong, Kuliner di Setiap Sudut Warung Kopi, Ini Resepnya!