Kamis, 18 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Arendya Nariswari : Sabtu, 05 September 2020 | 14:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - China menjadi salah satu negara yang cukup menyoroti permasalahan limbah makanan. Terbukti, sejumlah kebijakan lahir di Negara Tirai Bambu ini demi menyikapi limbah makanan yang begitu mengancam lingkungan. 

Belakangan, Presiden Xi Jinping mengambil sejumlah tindakan tegas untuk menyikapi permasalahan limbah makanan ini. Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah mencoba mencari cara tercepat untuk mengurai limbah makanan di negara mereka. 

Terbaru, pemerintah setempat rupanya juga memberikan batasan terhadap tren makan besar alias mukbang yang menjadi salah satu konten populer di China.

Dikutip dari laman South China Morning Post (SCMP), Jumat (4/9/2020), pemerintah China menggandeng organisasi bernama Cyberspace Administration of China untuk mengawasi konten kulineran di internet.

Ilustrasi mukbang(Pixabay/Free Photos)

Dari pemeriksaan berkala, akhirnya ada belasan ribu akun yang terpaksa diblokir atau ditutup dari internet. Tentu saja, alasan pemerintah bukan lain karena akun-akun tersebut dianggap melanggar kebijakan.

Pemerintah setempat menganggap bahwa video mukbang membuat orang-orang termotivasi untuk membeli banyak makanan tanpa menyantapnya sampai habis melainkan cuma digunakan sebagai bahan konten.

Bagi Anda yang belum familiar, mukbang sebenarnya merupakan budaya makan dalam jumlah cukup banyak dari Korea Selatan.

Konten mukbang ini populer pada tahun 2010 dan tren tersebut semakin diminati banyak orang dari berbagai belahan dunia, termasuk China.

Di China sendiri, konten mukbang sangat sering diunggah melalui situs bernama Douyin dan juga Kuaishou. Sejumlah situs berbagi video di China sudah memberikan peringatan dalam kata pencarian mukbang, kompetisi makan dan juga mukbang.

Peringatan ini mengajak orang-orang untuk menyantap makanan dengan porsi normal. Selain itu, tersirat pesan yang menghimbau warga masyarakat China untuk menghargai dan tidak buang-buang makanan.

Beberapa orang mendukung gerakan ini tapi tak sedikit pula yang menolak kebijakan pemerintah China itu.

Menurut mereka yang menolak, mestinya pemerintah tak memiliki hak untuk mengatur porsi makan seseorang di negara mereka.

Meski begitu, ternyata bukan kali pertama China mengeluarkan kebijakan berkaitan dengan limbah makanan. Tahun 2013 silam, sempat muncul kampanye 'Clean Plate' yang dikeluarkan oleh pemerintah Beijing.

Kebijakan 'Clean Plate' ini tentu saja bertujuan warga masyarakat bertindak bijak dan mengurangi limbah makanan dari berbagai acara seperti festival atau pesta.

BACA SELANJUTNYA

Harga Promo Kereta Cepat Whoosh Naik Jadi Rp200 Ribu, Tak Berlaku untuk Waktu Ini