Jum'at, 29 Maret 2024
Dany Garjito : Selasa, 29 Januari 2019 | 08:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Jepang kini mengalami krisis angka kelahiran. Seorang pakar mengungkapkan, hal ini disebabkan semakin maraknya popularitas robot seks.

Para ahli khawatir maraknya kepemilikan robot seks di Jepang semakin membuat tingkat kelahiran menurun.

"Boneka seks robot memicu bencana tingkat kelahiran, karena pria Jepang yang kesepian menjauhkan diri dari hubungan secara normal dan memilih kencan dengan robot," kata seorang pakar dilansir dari Mirror.

Seorang pakar dari King's College London, dokter Kate Devlin mengatakan, minat pria kesepian Jepang terhadap wanita kini telah bergeser, mereka lebih tertarik pada 'kekasih buatan' ini.

Ilustrasi wanita Jepang. (Unsplash)

Itulah sebabnya, robot seks ini diprediksi akan semakin menurunkan angka kelahiran di Jepang.

Negeri Sakura ini memang mengalami penurunan populasi yang hebat karena makin sedikitnya jumlah bayi yang lahir. Jepang pun dikhawatirkan akan punah bila hal itu terus belangsung lama.

"Ada kekhawatiran bahwa di negara-negara seperti Jepang, di mana kesepian adalah masalah sosial yang besar. Nah, robot dapat memperburuk keadaan, yang menjadi pacar pria kesepian itu," ujar dr Devlin.

BACA JUGA: So Sweet, Begini 5 Foto Liburan Alice Norin dan Keluarga di Jepang

Semakin populernya tren robot seks ini terkuak dalam video dokumenter di Russian Today tahun lalu. Dalam video tersebut, terungkap bagaimana boneka yang menyerupai manusia sungguhan itu dijadikan solusi banyak orang untuk menghapuskan kesepian dan kesendirian.

Perusahaan boneka bernama Dutch Wives mengungkapkan, sekitar 2 ribu robot seks telah terjual di Jepang walaupun dibanderol relatif mahal, yakni mencapai Rp 85 juta untuk satu robot seks.

BACA JUGA: Memesona, Inilah 4 Tempat Terbaik untuk Nikmati Bunga Sakura di Jepang

Penjual boneka seks Noburu Tanaka menilai, robot seks memang memunculkan perasaan yang luar biasa.

"Dia memang terlihat seperti boneka, tetapi ketika bersamanya, seolah-olah dia benar-benar hidup. Ketika kamu bercinta dengan istrimu, mungkin ada beberapa masalah. Dengan boneka, tidak ada yang menjadi masalah," ungkapnya.

Kanako Amano selaku pakar demografi di NLI Research Institute Tokyo mengatakan masalah terbesar di Jepang adalah penurunan angka kelahiran dan populasi. Ini bencana nasional. Jepang berada di persimpangan jalan, menghadapi ancaman kepunahan.

"Kami adalah spesies yang terancam punah," pungkas Kanako. 

SUARA.com/Dian Kusumo Hapsari

BACA SELANJUTNYA

Keunikan Onsen, Jenis-Jenis Pemandian yang Harus Diketahui Saat Wisata ke Jepang