Senin, 29 April 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Jum'at, 05 Oktober 2018 | 13:25 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Ketika sang putri cantik nan jelita melompat ke laut, saat itu pulalah festival Bau Nyale menjadi tradisi di Lombok yang terus dipertahankan suku Sasak dari tahun ke tahun.

Secara harfiah, Bau Nyale memang dapat diartikan ''menangkap cacing laut''. Lalu, apa hubungannya menangkap cacing laut dengan seorang putri cantik jelita?

Rupanya, perayaan festival Bau Nyale ini memang didasari legenda seorang putri bernama Putri Mandalika yang selain cantik, juga terkenal dengan kebijaksanaannya.

Hal ini mendorong pangeran dari berbagai negeri untuk datang dan meminang Putri Mandalika. Namun, tak kuasa menolak mereka, sang putri pun cemas jika para pangeran akan mulai berperang karena dirinya.

Tak ingin pertumpahan darah terjadi, maka Putri Mandalika pun memilih untuk mengorbankan dirinya sendiri dengan cara melompat ke laut.

Festival Bau Nyale di Lombok (instagram.com/ansori_jae)

Mengetahui hal tersebut, para pangeran yang tadi hendak mempersuntingnya buru-buru ikut masuk ke laut untuk mencari tubuh sang putri. Sayang, yang mereka temukan hanyalah ribuan cacing laut yang diduga merupakan perwujudan sang putri.

Inilah yang mendasari festival Bau Nyale, yaitu saat ketika suku Sasak pergi ke bagian selatan dan timur pulau Lombok untuk menangkap nyale atau cacing laut.

Bukan cuma menangkap, sebelumnya para pria pun akan melakukan ritual perkelahian dengan menggunakan tameng dan rattan atau rotan (tongkat kayu).

Ada pula acara menunggang kuda, selagi para perempuan berdandan dan berparade menggunakan baju tradisional suku Sasak.

Festival Bau Nyale di Lombok (instagram.com/mw.arch)

Barulah setelah acara ritual di pesisir pantai usai, para lelaki dan perempuan ini akan berjalan ke arah lautan. Uniknya, di sini mereka juga akan mengadakan ajang berbalas pantun romantis hingga pemberian cindera mata kepada kekasih.

Jika beruntung, festival Bau Nyale ini juga akan memungkinkan seseorang untuk menemukan jodoh seumur hidupnya di saat festival berlangsung. Duh, para jomblo tertarik ikutan nggak, nih?

Nah, setelah tradisi berbalas pantun dan memberi hadiah itu selesai, barulah warga akan beramai-ramai mencari dan menjaring cacing laut.

Bagi suku Sasak, cacing laut ini dipercaya akan membawa kemakmuran, kecantikan, dan kesuburan. Sedangkan bagi mereka yang mengabaikan, maka hidup mereka konon akan dipenuhi petaka.

Festival Bau Nyale di Lombok (instagram.com/genpinusantara)

Cacing-cacing laut ini kemudian akan dimasak, antara lain dibuat menjadi sup, pepes cacing laut, emping, hingga obat kuat.

Tidak hanya itu, cacing laut ini juga akan ditebar di tanah pertanian untuk menyuburkan padi.

Yang mengejutkan, hal ini sudah pernah diteliti secara ilmiah. Hasilnya, cacing nyale dinyatakan mengandung protein hewani yang tinggi. Cacing nyale juga dapat membunuh kuman-kuman yang ada.

Buat kamu yang penasaran ingin menyaksikan festival ini atau barangkali ikut mencoba olahan cacing laut, kamu bisa berkunjung ke Lombok antara bulan Februari hingga Maret dan mencari informasi sebelumnya terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan festival Bau Nyale diadakan pada hari ke 20 bulan ke 10 pada kalender Sasak tradisional. Sehingga, tanggal festivalnya pun berbeda setiap tahun.

Tertarik untuk ikutan tradisi Bau Nyale di Lombok ini?

BACA SELANJUTNYA

Tradisi Menangkap Cacing, Puncak Bau Nyale 2020 Dipindah ke Tanjung Aan