Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi, ada berbagai cara yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk memperingati perayaan 1 Suro atau 1 Muharram.
Mulai dari memasak sajian seperti bubur Suro, melakukan tirakatan, hingga melakukan semedi, ada berbagai macam unsur budaya Indonesia yang terkandung di dalamnya.
Namun, dari berbagai macam perayaan yang dilakukan untuk memperingati Tahun Baru Islam ini, barangkali Tapa Bisu Mubeng Beteng adalah salah satu yang paling berkesan dan menarik.
Nah, bagi kamu yang belum tahu apa itu Tapa Bisu Mubeng Beteng, yuk simak makna dan fakta-fakta di balik Tapa Bisu Mubeng Beteng seperti yang sudah dirangkum Guideku.com di bawah ini.
Baca Juga
-
5 Destinasi Wisata Asyik yang Dijamin Buat Akhir Tahunmu Berkesan
-
6 Restoran Rooftop di Dubai, Tongkrongannya Milenial di Dubai Nih
-
Nggak Melulu Sereal, 5 Kuliner Indonesia Ini Cocok untuk Sarapan
-
Mengapa Liburan di Outdoor Jauh Lebih Baik Ketimbang Indoor?
-
5 Potret Gegap Gempita Perayaan Sail Moyo Tambora 2018
Arti dari Tapa Bisu Mubeng Beteng
Seperti namanya, Tapa Bisu Mubeng Beteng adalah ritual berjalan kaki mengelilingi benteng yang memagari keseluruhan wilayah Keraton Yogyakarta.
Ritual ini dilakukan tanpa memakai alas kaki dan tanpa berbicara. Kamu juga dilarang makan dan minum saat ritual ini sedang berlangsung.
Sebenarnya untuk merayakan tahun baru Jawa
Walau sama-sama dilakukan pada tanggal 1 Suro, ritual ini sebenarnya dilakukan berdasarkan penanggalan dalam kalender Jawa, bukan kalender Hijriyah.
Tradisi ini merupakan perpaduan kultur Jawa-Islam yang dimulai ketika pembangunan benteng Keraton selesai pada tanggal satu Suro 1580.
Di zaman dulu, ritual ini dilakukan untuk memastikan Keraton aman dari ancaman musuh.
Agenda ritual Tapa Bisu Mubeng Beteng
Acara ini biasanya akan diawali dengan pembacaan macapat dan kidung Jawa.
Setelah itu, para abdi dalem Keraton akan melakukan persiapan dengan membawa panji-panji Keraton Jogja.
Ritual ini biasanya dimulai saat tengah malam tiba, tepat saat suara lonceng yang terletak di Regol Kaben berdentang 12 kali.
Namun, untuk tahun ini, acara akan dimulai dengan pembacaan macapat pada pukul 20.00 WIB di Pancaniti Keraton Jogja.
Sementara itu, ritual Mubeng Betengnya sendiri akan dilakukan pada pukul 23.00 WIB.
Makna di balik Tapa Bisu Mubeng Beteng
Walau melelahkan, tentu saja kegiatan ini bukan tanpa makna.
Tapa Bisu Mubeng Beteng bertujuan untuk mendoakan keselamatan lahir dan batin bagi bangsa, negara, keluarga, hingga diri sendiri.
Ritual ini juga diliputi keheningan agar kamu bisa melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, menghilangkan perbuatan yang negatif, dan bersyukur atas kehidupan yang ada.
Maka, tidak heran jika sepanjang perjalanan ini kamu harus benar-benar tenang dan khusyuk dalam mengikuti prosesi acara.
Buat kamu yang berniat ikutan, ketahuilah kalau rute Tapa Bisu Mubeng Beteng ini cukup panjang juga, yaitu sekitar empat kilometer.
Akan dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk menyelesaikan ritual ini.
Rute yang akan dilewati adalah Pelataran keben - Jl. Rotowijayan - Jl. Kauman - Jl. Agus Salim -Jl. Wahid Hasyim - Suryowijayan - Pojok Beteng Kulon - Jl. Letjen M. T. Haryono - Jl. Mayjen Sutoyo - Pojok Bentang Wetan - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Ibu Ruswo sebelum berakhir di Alun-Alun Utara.
Kamu juga bisa ikutan!
Pada umumnya, yang melakukan Tapa Bisu Mubeng Beteng ini adalah para abdi dalem saja, sementara para anggota kerajaan tidak ikut bergabung.
Namun, masyarakat umum yang mau bisa ikut bergabung. Syaratnya, kamu cukup berpakaian sopan dan rapi serta mengikuti ketentuan yang sudah ada di atas.
Sementara bagi kamu yang nggak bisa ikutan langsung, kamu bisa menyaksikan siaran langsungnya lewat akun twitter dan Periscope @kratonjogja, kok!
Tag
Terkini
- Liburan Pakai Kartu Kredit? Ini 3 Keistimewaannya
- Cara Daftar Program Mudik Gratis 2024, Jangan Sampai Kelewatan!
- Sinopsis Tekken 2 Kazuyas Revenge: Akankah Ingatan 'K' Kembali seperti Semula
- Sinopsis Film Greenland: Kisah Kiamat Komet Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini
- Sinopsis Golden Job: Kelima Saudara Angkat Kompak Menjadi Perampok
- Sinopsis Film Batman v Superman: Dawn of Justice, Dua Pahlawan Super Bertarung
- Sinopsis Hacksah Ridge: Kisah Nyata Tentara Medis Amerika Serikat di Perang Dunia II
- Sinopsis Film Hellboy (2019): Kisah Iblis Menyelamatkan Bumi, Tayang Malam Ini
- Sinopsis Colombiana: Seorang Perempuan Berniat Memusnahkan Bandar Narkoba
- Sinopsis Film Wonder Woman, Saksikan Aksi Gal Gadot di Bioskop Trans TV Malam Ini
Berita Terkait
-
Menelusuri Fakta dan Legenda Taman Sari, Destinasi Wisata Liburan Akhir Tahun di Yogyakarta
-
Kami Berkunjung ke Rumah Tan Jin Sing, Kapitan Penemu Borobudur
-
Mengenal Sosok Tan Jin Sing, Kapitan Legendaris Sekaligus Penemu Borobudur
-
Wisatawan Selfie Sampai Merusak Meja di Keraton, GKR Hayu Katakan Ini
-
Sudah Ada Tulisan 'Dilarang Naik', Turis Nekat sampai Merusak Meja Keraton
-
Sejarah di Balik Gagahnya Tugu Pal Putih yang Jadi Ikon Kota Yogyakarta
-
Sejarah di Balik Taman Sari, Istana Air nan Megah di Tengah Kota Yogyakarta
-
Liburan ke Kota Pelajar Kian Nyaman, Ini 4 Hotel Dekat Keraton Yogyakarta
-
Ngangenin, Ini Rekomendasi 4 Kuliner Enak Dekat Keraton Yogyakarta
-
6 Fasilitas yang Bisa Wisatawan Jumpai di Keraton Yogyakarta