Senin, 29 April 2024
Dany Garjito : Senin, 16 Desember 2019 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu geram dengan tingkah oknum pengunjung Museum Keraton Yogyakarta.

Bukan tanpa sebab, rupanya pengunjung tersebut mengabaikan aturan tertulis di dekat properti Keraton yang dipajang, sampai-sampai meja marmer palenggahan Sri Sultan Hamengkubuwana (HB) VIII rusak.

Melalui akun resmi Twitter-nya, Senin (16/12/2019), GKR Hayu mengunggah video penampakan meja tersebut.

Di video, tampak satu dari tiga kaki meja bulat kecil itu lepas, dan marmer yang terletak di atasnya tergeletak di lantai.

Bulatan yang menjadi landasan marmer pun juga tak lagi seimbang alias miring. Selain itu, kain putih yang biasanya terlipat rapi di bawah meja menjadi berantakan.

Melihat kondisi tersebut, tak ayal, putri keempat Raja Kesultanan Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwana (HB) X dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas ini murka.

Ia menceritakan singkat, pelaku di balik rusaknya properti museum itu tak menghiraukan larangan untuk naik ke panggung kecil tempat meja dan kursi HB VIII.

Properti Museum Keraton Yogyakarta rusak gara-gara pengunjung - (Twitter/@GKRHayu)

Akibatnya, saat hendak duduk dan berswafoto di palenggahan sang raja yang meninggal pada 22 Oktober 1939, tubuhnya menyenggol meja marmer, yang kini rusak.

GKR Hayu tak habis pikir, bagaimana cara menghadapi para pengunjung yang menurutnya membutuhkan konten untuk dipamerkan di media sosial semacam ini.

"Katanya tulisan dilarang pegang dilarang foto itu mengurangi keindahan museum/pameran. Tapi untuk menghadapi jenis orang butuh konten taoi ndak bisa baca gini gimana?

Ada yang mau duduk di pelenggahan dari HB VIII dan selfie, sukses nyamplak meja marmer," cuit GKR Hayu.

Di bawahnya, ia menambahkan cuitan terbaru tentang kabar dari si pelaku, yang katanya bersedia mengganti rugi.

Namun, GKR Hayu menegaskan, mengganti kerugian tak bisa dilakukan secara simpel karena tak semua properti di Keraton Yogyakarta mudah diganti.

"Orangnya sudah menyatakan akan mengganti kerugian, tapi intinya kan bukan itu. Barang-barang di @kratonjogja tidak semua gampang diganti," tutupnya.

SuaraJogja.id/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

BACA SELANJUTNYA

Menelusuri Fakta dan Legenda Taman Sari, Destinasi Wisata Liburan Akhir Tahun di Yogyakarta