Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta, Pameran Asana Bina Seni 2020 diikuti oleh 15 peserta dan 4 kurator seni. Termasuk di antaranya yakni Kolektif Indischzinepartij.
Beranggotakan empat orang, Indsczinepartij membawakan karya berupa instalasi arsip dan program diskusi bertajuk 'It Is What It Is".
Dalam sebuah kesempatan, Guideku.com sempat berbincang dengan seorang anggota Indsczinepartij yakni Doni Singadikrama.
Doni menyebutkan, Kolektif Indisczinepartij kali ini ingin mengedukasi lebih luas lagi tentang apa itu zine dalam bentuk diskusi dan instalasi arsip.
Baca Juga
-
Wajib Bersabar, Pesan Brownies di Sini Harus Menunggu Selama 1 Jam
-
Resep Churros Saus Cokelat Tahan Renyah Seharian
-
Pameran Asana Bina Seni 2020 Digelar Bersama 15 Peserta Seniman
-
Mantap, di Yogyakarta Uang Rp 5 Ribu Bisa Dapat Martabak Manis Seloyang
-
Kapal Pesiar di Singapura Tawarkan Berlayar Tanpa Tujuan
-
100 Persen Bahan Lokal, Intip Resep Tteokbokki ala Drama Korea
"Di sini kami (Kolektif Indisczine Partij) lebih ke memberikan semangat ke teman-teman, dan memperkenalkan lebih luas lagi tentang apa itu zine," ungkap Doni.
Dirinya juga mengungkapkan, bahwa ini ketiga kalinya Indiszinepartij mengikuti sebuah pameran. Rasa berdebar-debar sekaligus bangga menyelimuti Doni dan ketiga rekannya ketika terpilih untuk ikut ambil bagian di Pameran Asana Bina Seni 2020.
"Dulu dua kali ikut pameran kecil, masih di Yogyakarta juga. Ikut Pameran Asana Bina Seni 2020 ini cukup tantangan sih, di tempat sebesar ini dan publik yang lebih umum. Kalau dulu kan di galeri kecil lebih spesifik ya," tutur Doni.
"Senang sih, dengan ikut serta di pameran ini, jadi lebih terpublikasi lebih luas lagi. Dan tidak mengira kalau diskusi ini juga antusiasmenya besar, kita juga jadi punya kesempatan untuk memamerkan mesin kita, menurut kami itu cukup representatif," imbuhnya.
Bertajuk 'Your Connection Was Interrupted', sejumlah seniman mempersembahkan karya yang dekat dengan masyarakat. Tema ini terinspirasi dari koneksi internet yang terganggu. Namun dalam hal ini makna koneksi tak terbatas hanya dari internet saja.
Koneksi dan interupsi ini bisa lebih luas maknanya dari sekedar internet. Misalnya saja manusia dengan teknologi, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan lingkungan dan masih banyak lagi.
Acara ini diharapkan menjadi wadah bagi para pekerja seni berkolaborasi dan mengelaborasi setiap ide menjadi karya yang menawan.
Pameran Asana Bina Seni 2020 ini berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta mulai 11-18 November. Acara yang diadakan secara luring ini akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk menghindari penyebaran Covid-19.
Terkini
- Liburan Pakai Kartu Kredit? Ini 3 Keistimewaannya
- Cara Daftar Program Mudik Gratis 2024, Jangan Sampai Kelewatan!
- Sinopsis Tekken 2 Kazuyas Revenge: Akankah Ingatan 'K' Kembali seperti Semula
- Sinopsis Film Greenland: Kisah Kiamat Komet Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini
- Sinopsis Golden Job: Kelima Saudara Angkat Kompak Menjadi Perampok
- Sinopsis Film Batman v Superman: Dawn of Justice, Dua Pahlawan Super Bertarung
- Sinopsis Hacksah Ridge: Kisah Nyata Tentara Medis Amerika Serikat di Perang Dunia II
- Sinopsis Film Hellboy (2019): Kisah Iblis Menyelamatkan Bumi, Tayang Malam Ini
- Sinopsis Colombiana: Seorang Perempuan Berniat Memusnahkan Bandar Narkoba
- Sinopsis Film Wonder Woman, Saksikan Aksi Gal Gadot di Bioskop Trans TV Malam Ini
Berita Terkait
-
5 Potret Pameran Asana Bina Seni 2020, Ada Karya dari Limbah Keramik
-
Berkunjung ke Pameran Asana Bina Seni 2020, FX Harsono Ungkap Karya Favorit
-
Usung Konsep Unik, FX Harsono Apresiasi Pameran Asana Bina Seni 2020
-
Pameran Asana Bina Seni 2020, Laviaminora Suguhkan Karya 'Barut Neraka'
-
Tampil di Pembukaan Pameran Asana Bina Seni 2020, Kirab Mundur Jadi Sorotan
-
Pameran Asana Bina Seni 2020 Digelar Bersama 15 Peserta Seniman
-
Kunjungi Biennale Jogja 2019, Jangan Lupa Sambangi Pukat Pikat Asia
-
Siap-siap, Ini 5 Instalasi Seni Menarik di Biennale Jogja 2019
-
Uniknya Biennale Jogja XV 2019, Ada Instalasi Hotel di Kampung Jogoyudan
-
Tak Hanya Tari Teatrikal, Ini yang Bikin Flying Cow Spesial