Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Sekaten 2019 tidak ada pasar malam, melainkan akan pamerkan sejarah Raja pertama Jogja.
Hajad Dalem Sekaten tahun 2019 siap kembali digelar tahun ini.
Seperti "dawuh" atau perintah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Yogyakarta, Sri Sultan HB X, rangkaian kegiatan Sekaten yang dihelat mulai 1 November hingga 10 November ini lebih menitikberatkan pada acara yang berkaitan dengan sejarah pendiri sekaligus raja pertama Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB I.
"Tidak ada lagi tong setan, kebisingan orang berjualan karena memang alun-alun sepi, mboten wonten pasar malam (tidak ada pasar malam-red). Tahun ini dawuh dari Ngarso Dalem (Sultan HB X) untuk mengingatkan kembali inti dan pokok dari sekaten tersebut, yaitu bukan pasar malam namun sekatennya sendiri," ungkap Wakil Ketua Panitia Pameran Sekaten 2019, GKR Bendara disela soft launching Sekaten 2019 di Siti Hinggil, Pagelaran Keraton Yogyakarta, Jumat (1/11/2019), seperti dikutip dari Suara.com.
Baca Juga
Dengan konsep yang baru berupa pameran Sekaten yang bertema cerita biografi kehidupan, perjuangan serta peninggalan sejarah Raja Pertama Keraton Yogyakarta, pihak Keraton mencoba meng-upgrade Sekaten yang selama 30 tahun terakhir tidak berubah. Meski pengunjung Sekaten banyak yang datang, tidak ada informasi lebih yang bisa mereka peroleh dari kegiatan tersebut.
Karenanya tahun ini, pihak Keraton mendedikasikan Pameran Sekaten sebagai salah satu kegiatan utama dalam rangkaian Sekaten. Diharapkan dengan memajang berbagai manuskrip dan benda-benda bersejarah dari Sri Sultan HB I, masyarakat dan pengunjung Sekaten akan mendapatkan nilai lebih dari hajad dalem tahunan ini.
"Kalau tahun ini kami memamerkan tentang kehidupan Sri Sultan HB I, tahun depan ganti dengan tema Sri Sultan HB II," jelasnya.
Yang menarik, ada dua masterpiece peninggalan Sultan HB I yang hanya bisa dilihat satu hari saja saat pembukaan Sekaten. Yakni manuskrip Babad Ngayogyakarta serta Kanjen Kyai Tandhu Lawak. Yang tak kalah bersejarah adalah naskah Perjanjian Giyanti yang menjadi awal pembagian Mataram menjadi Yogyakarta dan Surakarta.
Manuskrip Babad Ngogyakarta berisi tentang beragam biografi dan filosofi kehidupan Sultan HB I yang ditulis pasca wafat. Sementara Kanjeng Kyai Tandhu Lawak merupakan tandu yang digunakan Sultan HB I sebagai kendaraan saat usia senjanya.
"Tandu ini mengantarkan Sultan menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Untuk mengusung tandu ini butuh delapan abdi dalem," imbuhnya.
Kontributor: Putu Ayu Palupi
SUARA.com/M. Reza Sulaiman
Terkini
- Liburan Pakai Kartu Kredit? Ini 3 Keistimewaannya
- Cara Daftar Program Mudik Gratis 2024, Jangan Sampai Kelewatan!
- Sinopsis Tekken 2 Kazuyas Revenge: Akankah Ingatan 'K' Kembali seperti Semula
- Sinopsis Film Greenland: Kisah Kiamat Komet Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini
- Sinopsis Golden Job: Kelima Saudara Angkat Kompak Menjadi Perampok
- Sinopsis Film Batman v Superman: Dawn of Justice, Dua Pahlawan Super Bertarung
- Sinopsis Hacksah Ridge: Kisah Nyata Tentara Medis Amerika Serikat di Perang Dunia II
- Sinopsis Film Hellboy (2019): Kisah Iblis Menyelamatkan Bumi, Tayang Malam Ini
- Sinopsis Colombiana: Seorang Perempuan Berniat Memusnahkan Bandar Narkoba
- Sinopsis Film Wonder Woman, Saksikan Aksi Gal Gadot di Bioskop Trans TV Malam Ini
Berita Terkait
-
Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
-
Bale Kanoman: Kuliner Bernuansa Jawa yang Menggoda di Tengah Kota Jogja
-
Malaysia Larang Penjualan Minuman Khas Indonesia, Bisa Didenda Rp33 Juta
-
Murah Banget, Ini Harga Paket Kano Menyusuri Wisata Mangroves Baros di Yogyakarta
-
Soto Sampah Jogja, Wisata Kuliner Unik Penggugah Selera di Yogyakarta
-
Mengenal Resep Autentik Sate Klatak Yogyakarta
-
Menelusuri Fakta dan Legenda Taman Sari, Destinasi Wisata Liburan Akhir Tahun di Yogyakarta
-
Trailer dan Sinopsis 'Monster', Film Thriller Tanpa Dialog Dibintangi Marsha Timothy
-
Menilik Candi Abang Sleman yang Terdapat di Serial "Gadis Kretek"
-
Cara Nikmati 5 Kuliner Legendaris di Kota Yogyakarta, Bukan Cuma Gudeg lho