Senin, 29 April 2024
Vika Widiastuti | Aditya Prasanda : Minggu, 24 Februari 2019 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Setelah penggulingan sang diktator, Muammar Gaddafi, Libya terombang ambing dalam krisis ekonomi dan situasi sosial politik nan tidak stabil.

Dampak ketidakstabilan tersebut turut menghantui situs sejarah di negara ini. Banyak yang terabaikan bahkan jadi sasaran empuk para penjarah setempat.

Salah satunya situs amfiteater di Cyrene, kota kuno di timur Libya yang bertahan dari tindak perusakan dan penjarahan sejumlah oknum tak bertanggung jawab.

Tak hanya beragam coretan dinding, banyak bebatuan milik situs berusia 2.600 tahun ini yang diambil untuk kemudian dijual di pasar gelap Eropa.

(Wikimedia Giovanni Boccardi)

Kurangnya anggaran pemerintah setempat untuk merawat situs bersejarah ditenggarai menjadi penyebab begitu banyaknya situs berharga yang terbengkalai dan tak terurus menilik laporan Reuters.

Menalanginya, pemerintah Libya mendaftarkan artefak tersebut sebagai barang resmi milik negara dengan harapan dapat melacak keberadaan pecahan situs-situs bersejarah yang tersebar di pasar gelap Eropa.

Cyrene sendiri tercatat sebagai salah satu dari lima situs Warisan Dunia UNESCO yang dimiliki Libya.