Selasa, 07 Mei 2024
Dany Garjito : Senin, 11 Maret 2019 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Sejak Kecil Pandai Tari Jawa Klasik
Kala ditemui Suara.com di sebuah hotel bintang empat Jakarta, Minggu (10/3/2019), Sri-Dewi Martomamat mengaku tak tahu persis keluarganya berasal dari Jawa bagian mana.

"Ibu saya memiliki kulit yang lebih cerah, tapi kulit ayah saya lebih gelap dari saya. Saat yang menunjukkan foto keluarga saya kepada orang lain, mereka seperti, 'Oh mungkin kamu berdarah Jawa Tengah atau Jawa Barat, campuran'. Saya tidak tahu asal usul keluarga saya, jadi saya tidak yakin. Mungkin suatu saat saya akan mencoba mencari tahu, lalu kembali ke Indonesia dan mengeksplor Jawa," ungkapnya panjang lebar kepada Suara.com.

Saat kecil, Sri-Dewi bercerita sempat belajar beberapa seni dan kebudayaan Jawa seperti Tari Serimpi, sebuah tari Jawa Klasik dari tradisi Keraton Kasultanan Mataram dan dilanjutkan pelestarian, serta pengembangan hingga sekarang oleh empat istana pewarisnya di Jawa Tengah (Surakarta) dan Yogyakarta.

Miss Supranational Suriname 2019, Sri-Dewi Martomamat saat menghadiri Malam Grand Final Pemilihan Puteri Indonesia 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (8/3/2019). (Suara.com/Risna Halidi)

Berkat kepiawaiannya menari Serimpi itu, Sri-Dewi Martomamat berhasil memikat penonton dengan Tari Serimpi yang dipamerkannya di atas panggung saat malam final penganugerahaan Miss Tropical Beauties Suriname 2018, Jumat 8 Maret 2019.

"Saat kecil dulu, saya ingin belajar tarian Serimpi. Jadi saya bilang kepada ibu saya: 'Ibu, saya ingin belajar tarian Serimpi. Itu pula yang membuat saat malam final, saya juga melakukan tarian Serimpi," kata Sri-Dewi Martomamat bangga.

Tidak hanya melestarikan tari Jawa, sambung Sri-Dewi, masyarakat keturunan Jawa di Suriname juga masih sangat sering memasak makanan tradisional Jawa, seperti soto, gulai hingga pecel. Bahkan Sri-Dewi tahu betul beberapa makanan manis yang identik dengan kebiasaan makan masyarakat Jawa.

"Nenek saya juga masih membuat makanan-makanan manis khas Jawa seperti ireng-ireng dan lapis. Saya suka makan makanan itu, bahkan saya makan langsung memakai tangan," ceritanya sambil tertawa.

Selain gemar menyantap makanan khas Jawa, Sri-Dewi Martomamat juga tak ragu memamerkan kemampuannnya berbahasa Jawa Ngoko, tidak percaya? Simak di halaman selanjutnya.

BACA SELANJUTNYA

Murah Meriah di Indonesia, Pecel Lele Jadi Kuliner Mewah Lho di Korea