Minggu, 05 Mei 2024
Dany Garjito | Aditya Prasanda : Rabu, 14 November 2018 | 19:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Indomie, siapa yang sanggup menolaknya? Betapapun kita menyadari bahaya makanan kemasan yang terkenal memiliki kadar MSG yang tinggi ini, semua orang tak bisa memungkiri betapa dahsyatnya cita rasa Indomie.

'The Power of Indomie' demikian pepatah lama berbunyi di kalangan pemujanya. Kala hujan mengguyur, persediaan makanan habis, hingga dikutuk penyakit kantong kering di akhir bulan, Indomie hadir sebagai solusi terbaik bagi setiap kecemasan.

Bahkan bagi orang-orang yang paling mengamini betapa mengerikannya dampak kesehatan yang diberikan makanan kemasan ini, tak akan sanggup menolak saat kepepet dan terbentur keadaan.

'The Power of Indomie' mendadak jadi dewa penyelamat bagi jiwa-jiwa mager (malas gerak) yang membutuhkan asupan instan.

Jika sederet bukti itu belum cukup meyakinkanmu betapa dahsyatnya sajian mie instan paling populer di Tanah Air tersebut, maka kegandrungan Indomie yang terjadi di Nigeria ini patut kamu simak.

Ya, tak hanya berjaya di negeri sendiri, invasi Indomie juga melebar ke sejumlah negara lain, tak terkecuali Nigeria.

Bahkan saking populernya makanan kemasan ini, Indomie jadi istilah umum pengganti mie di kalangan anak muda Nigeria.

Lantas, apa yang membuatnya begitu populer di Nigeria? Entahlah, mungkin juga sebab satu dan lain hal masyarakat Indonesia dan Nigeria memiliki karakter yang identik. Menyoal vaksinasi misalnya.

 

Persis seperti Indonesia, Nigeria juga memiliki tingkat vaksinasi anak yang begitu rendah.

Jika di Indonesia, vaksin campak dan rubella dikhawatirkan mengandung bahan yang diharamkan dan menyebabkan tingkat vaksinasi di beberapa wilayah Nusantara begitu rendah, di Nigeria, vaksin polio diboikot secara massal sejak tahun 2003 karena muncul dugaan vaksin ini dapat membuat seseorang tidak subur. Dampaknya, kasus polio di Nigeria meroket tak terbendung.

Isu vaksinasi rendah ini kian diperparah dengan rumor yang beredar di media sosial setempat tentang keberadaan pria-pria berseragam tentara yang menyuntik paksa anak-anak sekolah dengan virus cacar monyet.

Bisa dibayangkan betapa vaksin dan suntik jadi momok yang teramat menyeramkan bagi jutaan anak disana.

Namun agaknya rumor tersebut dapat diatasi pemerintah Sokoto, salah satu negara bagian di Nigeria.

Sokoto yang bekerja bersama UNICEF menemukan solusi cemerlang mengentaskan kecemasan anak-anak Nigeria pada vaksin dan suntik.

Bahkan orang tua sang anak pun tergerak untuk mendatangi program imunisasi polio yang digalakkan pemerintah Sokoto.

Lantas, apa yang sebenarnya pemerintah Sokoto lakukan? Usut punya usut, UNICEF dan pemerintah Sokoto mengiming-imingi Indomie gratis bagi setiap anak yang mau divaksin polio.

Laporan The Nigerian Tribune menyebut pemerintah Sokoto semula menargetkan program imunisasi ini menyasar 58.813 anak disana. Namun sebab 'The Power of Indomie' pencapaian mereka melebihi ekspektasi, banyak orang tua anak yang tergerak demi mendapatkan paket gratis Indomie.

''Kami tidak pernah menyangka akan melampaui target awal,'' ujar Aliyu Abubakar, koordinator imunisasi di daerah Duni-Shuni Sokoto seperti dikutip Guideku.com dari The Daily Mail.

Bahkan sebab 'The Power of Indomie' para tetua adat dan pemimpin agama setempat mengizinkan praktik imunisasi ini dilangsungkan.

Betapapun trik ini masih kontroversi sebab menawarkan Indomie yang memiliki track record buruk bagi kesehatan demi melancarkan agenda mulia macam imunisasi polio, benarkah ini yang disebut 'The Power of Indomie'?

BACA SELANJUTNYA

Viral Pria Bikin Mi Instan Campur Yogurt, Rasanya di Luar Dugaan