Minggu, 28 April 2024
Angga Roni Priambodo | Aditya Prasanda : Jum'at, 04 Januari 2019 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Miniatur pesawat tempur Cina bergelantungan di langit-langit restoran.

Di sudut ruangan, terpampang replika senapan mesin dan wallpaper pulau dengan tulisan 'Kepulauan Diaoyu masih di wilayah Cina.''

Meja makan restoran ini didesain menyerupai Liaoning, kapal induk buatan Ukraina yang kini jadi pusat Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat.

Tak kalah unik, mangkuk hot pot di restoran ini dikirimkan bak jet tempur yang terbang, bergelantungan menggunakan sistem konveyor menuju tempat memasak.

Bukan tanpa sebab segala keunikan ini dijajakan di Restoran Diaoyu Islands Malatang Noodle Shop. Pemiliknya, pasangan suami istri, Zhang Yan Chun Zi dan Lu He, sengaja memanfaatkan konflik sengit di sekitar kepulauan Sankaku, di perairan timur Cina, yang diperebutkan Cina dan Jepang.

(Pixabay Wiki Images)

Kedua negara ini sama-sama mengaku sebagai pemilik sah pulau tak bertuan tersebut.

Latar belakang ini yang kemudian coba diimplikasikan Zhang dan Lu di restoran Diaoyu Islands Malatang Noodle Shop.

Meski demikian, dalam laporan yang diterbitkan Vice, Zhang dan Lu mengaku tidak bermaksud memproyeksikan sentimen anti-Jepang di restoran mereka.

Mereka tetap menerima kehadiran orang-orang Jepang yang hendak mencicipi menu-menu unik macam peluru meriam dan pisang goreng granat yang disajikan restoran idealis ini.

BACA SELANJUTNYA

Arti Kata dan Alasan Mengapa Warga di Cina Suka Ngomong 'Aiya'