Minggu, 28 April 2024
Dany Garjito : Rabu, 27 Februari 2019 | 18:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Kementerian Pertanian (Kementan) kembali ekspor buah manggis. Kali ini manggis yang diekspor berasal dari Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ke China, sebanyak 3.010 ton.

Pelepasan ekspor dilakukan Sekretaris Jenderal Kemetan, Syukur Iwantoro, dalam "Temu Teknis Penyuluh dan Petani Andalan", di Tajug Gede Cilodong, Desa Cibungur, Bungursari, Purwakarta, Rabu (27/2/2019), seperti dikutip dari Suara.com.

Temu teknis ini bertajuk "Temu Teknis Penyuluh dan Petani untuk Mewujudkan Petani Hebat, Maju dan Makmur", yang menghadirkan 10 ribu petani, penyuluh, santri tani, siswa SMK Pertanian dan mahasiswa perguruan tinggi pertanian yang berasal dari lima Kabupaten di Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Subang, Cianjur, Karawang, dan Indramayu.

Acara tersebut juga dihadiri Dirjen Hortikulttura Kementan, Suwandi, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Momon Rusmono, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Hendi Jatnika, Sekretaris Daerah Purwakarta, Ius Permana, dan Kepala Dinas Pertanian Purwakarta, Agus R Suherlan.

Syukur mengungkapkan, manggis merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia. Di era pemerintahan Jokowi-JK, budi daya manggis menunjukkan kinerja yang membanggakan, yang mana ekspor dari 2013 hingga 2018 mengalami peningkatan yang tajam.

"Ekspor manggis kita luar biasa. Di tahun 2013, eksporya hanya 7.000 ton, namun di 2018 naik menjadi 39 ribu ton, naik 400,2 persen. Sebanyak 40 persen total ekspor manggisnya berasal dari Jawa Barat. Sentra produksi manggis Jawa Barat diantaranya Purwakarta, Subang, Sukabumi dan Tasikmalaya dan Kabupaten lainnya," kata Syukur.

Ia menyebut, tujuan ekspor manggis Indonesia telah menembus banyak negara, yakni Cina, Hongkong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika Serikat, Australia dan beberapa negara ASEAN lainnya.

"Target ekspor ke depan terus kami tingatkan. Kalau bisa, kita kalahkan Thailand, karena lahan kita luas. Tinggal kita tingkatkan intensifikasi dan peningkatan produksi juga re-planting," tambahnya.

Lebih lanjut Syukur mengatakan, langkah nyata program re-planting pohon manggis adalah Kementan memberikan bantuan bibit unggul yang dihasilkan Badan Litbang Kementan. Untuk Kabupaten Purwakarta bantuan bibit manggis disediakan 3.500 pohon.

"Kita akan bagikan kepada petani, terutama petani milenial, sehingga mereka tidak hanya ekspor, tetapi juga menanam. Ke depan, kami merubah secara bertahap. Hutan manggis menjadi kebun manggis," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, menambahkan, berbagai kebijakan dan kemudahan perizinan telah mendongkrak ekspor hortikuktura. Berdasarkan data BPS, pada 2018, ekspor manggis naik 29 persen dibandingkan 2017.

"Khusus untuk ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, atau naik 324 persen dari 2017 sebesar 9.167 ton. Bahkan nilai ekspor manggis 2018, Rp 474 miliar atau naik 778 persen dari 2017," ujarnya.

Menurut Suwandi, kunci peningkatan ekspor manggis adalah peningkatan mutu produk hortikultura dan perluasan pasar. Sebanyak 24 persen dari total produksi manggis Indonesia sudah diekspor, sentranya terdapat di Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur dan lainnya.

"Ini dilakukan dengan cara pembinaan kebun kebun, meningkatkan kualitas manggis, pengendalian OPT, serta penanganan pasca panen dan packaging yang memenuhi standar," ujar Suwandi.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Purwakarta, Agus R Suherlan, mengatakan, Kabupaten Purwakarta memiliki topografi yang bervariasi dengan lima kecamatan sentra sayuran dan buah-buahan, yakni Wanayasa, Pondok Salam, Kiara Pedes, Bojong dan Darandang.

"Di Purwakarta sudah ada beberapa eksportir. Ini yang akan memberikan kemudahan bagi petani, contohnya manggis. Pada Februari akan panen sekitar 50 ribu ton," ucap Agus.

Adapun luas lahan manggis di Purwakarta mencapai 1400 ha, yang tersebar di lima kecamatan. Harga saat ini semakin bagus seiring dengan adanya dua eksportir peserta dua unit packaging house di Kecamatan Darandang dan Purwakarta.

"Bila dulu harganya maksimal Rp 12 ribu per kg, sekarang untuk diekspor menjadi Rp 28 ribu per kg," ungkap Agus.

Seperti diketahui, manggis yang diekspor ini merupakan hasil budi daya dari petani milenial. Satu petani milenial yang sukses hingga ekspor yakni Dede Mulyana.

Ia merupakan petani dari Kelompok Tani Tirta Surya Pertiwi, Desa Pasirangin, Kecamatan Darangdan, Purwakarta. Ada juga Wawan Juhyar dari Kelompok Tani Wargi Mukti, Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa.

Dede mengatakan, Temu Teknis Penyuluh Pertanian dan Petani Andalan diharapkan bisa menginspirasi petani dan santri tani milenial untuk meningkatkan daya saing dan keberhasilan sumber daya manusia pertanian.

"Semangat saya. Petani semakin sudah bisa kerja sama dengan perusahan untuk ekspor. Alhamdulilah," pungkasnya.

SUARA.com/Dian Kusumo Hapsari