Minggu, 28 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Fitri Asta Pramesti : Jum'at, 07 Februari 2020 | 18:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Baru-baru ini, perenang Lewis Pugh melakukan aksi berenang mengarungi aliran sungai lapisan es di Antartika.

Tak hanya ingin merasakan dinginnya air es Antartika, Lewis Pugh ternyata punya misi khusus, yakni memberi tahu dunia bahwa imbas dari perubahan iklim telah terjadi.

Hal ini nampak dari munculnya sungai yang dapat diarungi oleh Luwis pada Januari 2020 lalu.

Lewat akun instagram pribadinya, @lewis.pugh, pria ini membagikan beberapa momen tatkala dirinya menceburkan diri di aliran air super dingin di Antartika.

Berbekal celana, kacamata dan topi renang, pria berusia 50 tahun ini berenang di danau terbentuk di atas gletser karena es yang mencair.

Lewis Pugh Berenang di Sungai Es Antartika. (instagram.com/lewis.pugh)

Lewat postingannya, Lewis menceritakan bahwa berenang di Antartika merupakan pengalaman mengerikan sekaligus terindah yang pernah ia jajal. 

"Aku sempat mendengar suara dentuman, aku pikir aku tidak akan selamat. Namun untungnya itu hanya suara es yang bergeser," tulis Lewis pada kolom caption seperti dikutip Guideku.com, Jumat (7/2/2020). 

Lewis Pugh Berenang di Sungai Es Antartika. (instagram.com/lewis.pugh)

Pada postingan selanjutnya, ia juga menyebut mungkin orang-orang akan terkejut bagaimana seseorang bisa berenang di sungai yang ada di bawah gunung es.

Namun, itulah intinya. Lewis ingin memberi tahu bahwa perubahan iklim mengakibatkan lapisan es di Antartika mencair dengan cepat. 

"Antartika mencair. Ilmuwan menemukan bahwa lebih dari 65 ribu danau kolam es di area ini," imbuhnya. 

Lewis Pugh Berenang di Sungai Es Antartika. (instagram.com/lewis.pugh)

Lewat aksinya ini, Lewis ingin meningkatkan kesadaran dunia terhadap perubahan iklim yang dampaknya sudah mulai dirasakan sekarang. 

"Menyaksikan cepatnya lapisan es mencari di wilayah ini membuatku yakin bahwa kita saat ini menghadapi darurat perubahan iklim," tulis Lewis. 

BACA SELANJUTNYA

Karang Setra Waterland Bandung: Harga Tiket, Jam Buka, dan Wahana, Opsi Liburan Akhir Tahun