Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Media sosial diramaikan bule viral yang sedang mentruasi protes dilarang masuk pura di Bali. Larangan untuk perempuan pemstruasi masuk ke suatu tempat bukan hanya untuk Pura di Bali lho.
Travelers yang beragama Islam tentu tahu bahwa dalam Islam ada yang meyakini bahwa wanita yang sedang menstruasi tak boleh memasuki masjid karena dianggap sedang tidak suci dan bisa mengotori tempat suci padahal tidak ada keperluan (perempuan menstruasi tidak boleh sholat).
Jadi penting untuk travelers mengetahui larangan sebuah tempat wisata dan mengikuti aturannya saat masuk mesjid yang terkenal dan bersejarah di kota yang sedang travelers kunjungi.
Di Bali, pura adalah tempat suci untuk memuja Hyang Widhi. Darah menstruasi dianggap darah kotor yang ditakutkan dapat mengotori tempat ibadah tersebut.
Baca Juga
Jika aturan tersebut tidak dipatuhi, perempuan atau seseorang yang melanggar peraturan tersebut diyakini akan mengalami gangguan, mulai dari kerasukan, sakit, pingsan, dan hal-hal aneh lainnya.
Di Bali, diyakini bahwa batara atau holy spirit yang berdiam di pura akan marah ketika kediamannya dikotori. Konsekuensi tersebut bukan hanya berimbas pada pelanggarnya, namun juga kepada masyarakat yang menjadi pelayan pura tersebut.
Konsekuensinya beragam, mulai dari wabah penyakit sampai dengan bencana alam. Untuk menghindari hal tersebut, masyarakat harus menebusnya dengan melakukan permintaan maaf yang diistilahkan sebagai ritual guru piduka. Satu ritual yang pelaksanaannya memerlukan biaya besar.
Selain tempat suci seperti mesjid dan pura, ternyata ada Gunung yang menjadi destinasi wisata anti maenstrim di di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), tepatnya Desa Sibanggor Julu, Puncak Sorik Marapi, Mandailing Natal, Sumatera Utara yang melarang wanita untuk melakukan pendakian.
Penduduk atau tokoh adat setempat tidak mengizinkan pendaki wanita untuk naik. Pasalnya Sorik Marapi masih dianggap gunung keramat yang konon akan marah (terjadi gempa atau bahkan lebih parah) jika ada pendaki melakukan atau kontak fisik yang mendekati perzinaan apalagi kalau sampai perzinahan di gunung tersebut terjadi maka kutukan akan berdampak pada warga sekitar.
Bagi pendaki wanita disuruh menunggu di kaki gunung atau sekitaran Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) dengan melakukan wisata lain. Ya namanya juga adat dan kepercayaan setempat, harus diiukuti ya.
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
-
10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
-
Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
-
4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
-
3 Destinasi Wisata Favorit di Vietnam, Siap Melancong Seru?
-
Menjelajahi Laut di Spot Diving Terbaik Dunia, Perhatikan Keselamatan!
-
Inilah Destinasi Wisata Sekitar Pulau Samosir, Pemandangan Apik Bikin Gagal Move On
-
Nikmati Libur Natal dan Tahun Baru di Bogor, Daftar Tempat Wisata, Jam Operasional, dan Harga Tiket
-
4 Tempat Wisata Alam di Bandung Udaranya Sejuk, Cocok untuk Healing Saat Liburan Tahun Baru
-
Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Bogor, Cocok untuk Libur Tahun Baru 2024