Jum'at, 26 April 2024
Silfa Humairah : Kamis, 09 April 2020 | 20:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Pasangan asal Afrika Selatan masih tak percaya bahwa mereka terjebak di Maladewa, tempat mereka berlibur untuk bulan madu. Olivia dan Raul De Freitas berencana untuk liburan bulan madu selama enam hari pada 22 Maret 2020. Mau tak mau jadi memperpanjang bulan madunya.

Tak disangka, mereka malah 'terjebak' di sana selama dua minggu akibat larangan bepergian atau travel ban.

Lewat ceritanya seperti dilansir dari People, sebelum mereka berangkat, pihak agen travel yang menyusun rencana meyakinkan mereka bahwa tak ada masalah meski sedang terjadi larangan bepergian di beberapa negara akibat pandemi virus Corona Covid-19 dilansir Guideku.com dari Suara.com.

Westin Resort di Maladewa [Press Release]

Pihak agen travel juga mendorong mereka untuk menikmati liburan mereka. Pihak travel mengatakan bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan dan menjanjikan mereka akan bisa kembali ke Afrika Selatan.

Maladewa adalah pulau yang sering menjadi tujuan liburan untuk bulan madu. Luasnya pantai dan laut dan banyaknya vila yang dibangun di tengahnya membuat Anda merasa seakan memiliki pulau itu untuk diri Anda sendiri.

"Semua orang berkata ingin terdampar di pulau tropis, hingga akhirnya kamu merasakannya sendiri. Terdengar bagus soalnya kamu berpikir tetap bisa pergi dari sini," kata Olivia.

Akan tetapi, pada 25 Maret 2020, beberapa hari setelah mereka tiba di pulau impian tersebut, Olivia dan Raul menerima peringatan bahwa bandara Afrika Selatan akan tutup pada Kamis.

Mereka merasa tak akan cukup waktu untuk kembali pulang meski mereka memesan penerbangan pulang dan pergi secepatnya. Hal ini disebabkan rumitnya perjalanan pulang mereka.

Untuk pulang mereka butuh beberapa kali perpindahan dan belasan jam penerbangan dari Maladewa ke Johannesburg, Afrika Selatan.

Akhirnya mereka mencoba meminta bantuan dari Konsulat Afrika Selatan di Maladewa dan juga Kedutaan Besar Afrika Selatan terdekat yakni di Sri Lanka.

Salah satu pulau di Maladewa. (Shutterstock)

Ternyata mereka termasuk bagian dari 40 warga Afrika Selatan yang juga terdampar di Maladewa. Cara terbaik bagi mereka untuk bisa cepat pulang, dengan menyewa jet.

Tidak tanggung, harganya 104.000 dolar AS atau setara Rp 1,6 miliar.

Banyak dari mereka yang menolak atau tidak mampu untuk membayar bagian mereka, akhirnya.Pasangan ini mengaku menghadapi pandemi virus corona agak berbeda di pulau yang bagaikan surga ini.

Di vila tempat mereka tinggal bahkan hanya ada mereka berdua yang tersisa dan beberapa staf yang tetap harus bekerja meski ada peraturan pekerja resor lokal untuk menjalani karantina selama dua minggu.

Olivia sadar bahwa mungkin keadaannya kini bagaikan surga di mata orang-orang, dan memang ia menyadari bahwa ada sisi positifnya dari kondisi terjebak ini.

"Luar biasa kita mendapat waktu ekstra ini," kata perempuan berusia 27 tahun ini.

Akan tetapi mereka mengaku dibayang-bayangi oleh beban finansial. Meski mereka diberi diskon untuk tetap tinggal di vila tersebut, keuangan mereka terus terpangkas, bahkan hingga terpaksa menggunakan tabungan untuk membayar uang muka rumah pertama mereka.

Awalnya mereka diberitahu bahwa urusan penerbangan pulang mereka akan diurus pada 6 April 2020. Tiba-tiba pada 5 April 2020, mereka diberitahu oleh kedubes untuk segera bersiap-siap pindah, di mana mereka akan berkumpul dengan 40 warga Afrika Selatan lainnya yang terdampar di Maladewa.

Seluruh biaya menginap mereka akan ditanggung oleh pemerintah setempat selama menunggu keputusan pulang. Hingga kini, pasangan tersebut masih menunggu kabar kepulangannya.

BACA SELANJUTNYA

4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?