Senin, 06 Mei 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Kamis, 23 Agustus 2018 | 15:30 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bagi kamu penggemar film-film Marvel yang sudah menonton Doctor Strange, nama Kathmandu mungkin terdengar familier bagimu.

Terbentang di dataran yang berbentuk lembah, Kathmandu adalah ibu kota negara Nepal. Kota ini merupakan salah satu kota yang terkenal dengan bangunan bergaya antik dan kuil-kuilnya.

Tidak hanya itu, warga Kathmandu juga memiliki sebuah tradisi unik yang masih mereka lakukan hingga sekarang.

Tradisi ini berhubungan dengan Kumari, atau sang dewi hidup yang dapat kamu temui secara langsung saat berkunjung ke Kathmandu.

Bingung?

Perlu kamu tahu sebelumnya kalau Kumari dipercaya sebagai reinkarnasi dari dewi Durga dalam agama Hindu. Roh dari reinkarnasi ini kemudian akan menghuni tubuh seorang gadis cilik yang terpilih.

Kumari, Sang Dewi Hidup di Kathmandu, Nepal (welcomenepal.com)

Di Kathmandu, tradisi yang berkaitan dengan Kumari ini sudah ada sejak berabad-abad lamanya.

Meski begitu, kehidupan para gadis kecil yang terpilih sebagai Kumari ini ternyata sama sekali tidak mudah.

Sebelum seorang gadis terpilih menjadi Kumari, mereka harus melalui serangkaian tes dengan tujuan memastikan bahwa fisik mereka sempurna untuk menjadi seorang dewi.

Tidak hanya itu, mereka juga akan melakukan ritual khusus yang hanya diketahui oleh para pemuka agama di sana. Bahkan, ritual ini dirahasiakan dari orangtua sang Kumari, lho.

Setelah terpilih, maka Kumari hanya boleh menggunakan pakaian berwarna merah, tidak boleh keluar dari rumah dan kuilnya, serta tidak boleh berbicara dengan siapa pun kecuali keluarganya.

Kumari, Sang Dewi Hidup di Kathmandu, Nepal (instagram.com/exaframe)

Kumari hanya diperbolehkan untuk keluar saat ada festival-festival keagamaan yang berlangsung di Kathmandu.

Itu masih belum semuanya, teman travelers.

Kumari juga tidak boleh menginjakkan kakinya ke tanah secara langsung, bahkan di rumah sekalipun.

Saat festival, maka akan ada orang-orang yang ditugaskan untuk menggendong atau mengangkat Kumari berkeliling kota.

Bagi rakyat Kathmandu, bertemu dengan Kumari merupakan sebuah kehormatan besar. Jika berkunjung ke kuil, maka mereka pun akan memberikan persembahan dan mencium kaki sang Kumari.

Ini karena keberadaan Kumari dipercaya sebagai pembawa keberuntungan bagi rakyat Kathmandu.

Kumari, Sang Dewi Hidup di Kathmandu, Nepal (instagram.com/heritagejourneynepal)

Namun, posisi sebagai Kumari ini tidak akan bertahan selamanya.

Salah satu syarat menjadi Kumari adalah tidak boleh terluka atau mengeluarkan darah. Di sana, darah yang keluar dianggap sebagai sesuatu yang menodai kesucian sang dewi.

Oleh karenanya, pada saat gadis-gadis cilik ini mendapat menstruasi pertama mereka, status sebagai Kumari pun akan dicabut dan Kumari berikutnya akan dipilih.

Banyak mantan Kumari yang menyatakan bahwa transisi kehidupan tersebut adalah sesuatu yang berat bagi mereka.

Percaya atau tidak, gadis-gadis yang mengikuti pemilihan Kumari ini biasanya memang masih sangat muda. Bahkan, ada yang masih berumur dua tahun lho saat pemilihan dilakukan.

Meski begitu, seiring dengan kemajuan yang ada, keluarga para Kumari biasanya akan berusaha untuk memberikan pendidikan secara informal di rumah.

Mereka juga akan membantu gadis-gadis mantan Kumari ini agar dapat menyesuaikan diri dan kembali ke ritme kehidupan normal.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, rakyat Kathmandu, bahkan gadis-gadis cilik yang terpilih ini, merasa bangga jika mereka dapat menghabiskan masa kecil mereka sebagai seorang dewi.

Nah, bagaimana pendapatmu soal tradisi di Kathmandu ini? Apakah kamu tertarik untuk bertatap mata dengan Kumari suatu saat nanti?

BACA SELANJUTNYA

Liburan di Nepal, Gading Marten dan Sophia Latjuba Unggah Foto Berdua