Minggu, 05 Mei 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Jum'at, 28 Desember 2018 | 19:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Tak hanya ibu itu, keadaan jalan pun penuh sesak dan berjejalan oleh kendaraan. Banyak orang berlarian. Sempat Puput berpikir dalam hati, ''Kayanya ada bom deh di resort ini.''

Sayang, pikiran tersebut lekas terbantahkan saat mereka mendengar suara orang-orang berteriak, ''Tolooong, air laut naik... tsunamii... allahu akbar!''

Ilustrasi Tsunami. (Pixabay)

 

Saat itu, air laut sudah naik hingga tepi jalan raya. Dalam kondisi panik, mereka pun berusaha memikirkan jalan keluar. Meneruskan jalan pulang jelas tak mungkin, sehingga keduanya pun memilih putar balik.

''Buru kamu liat jalur evakuasi di deket sini di mana,'' begitu kata Hilal pada Puput sembari mengemudi. Untung saja, saat itu mereka menemukan jalur naik ke atas bukit. Sialnya, jalur tersebut terhalang portal gerbang besi.

BACA JUGA: 4 Ahli Memprediksikan Potensi Tsunami Susulan di Selat Sunda

Sempat putus asa, calon suami Puput sudah meminta agar Puput bersiap-siap memasukkan makanan dan minuman yang ada ke tas. Maksud hati mereka hendak berjalan kaki.

Namun, belum sampai mereka tiba di gerbang, sebuah mobil menabrak gerbang besi tadi hingga roboh sehingga bisa dilewati.

Kisah Saksi Tsunami Selat Sunda (twitter.com/vidiatamara)

 

Perjuangan Puput dan calon suaminya terjebak di pantai Carita tidak berhenti sampai di sana. Mereka harus melewati jalur curam, penuh tanjakan, kelokan, dan jurang di sisi kiri.

BACA SELANJUTNYA

Ngerinya Fenomena Langka Tsunami Es, Begini Penampakannya