Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Sebagai salah satu oleh-oleh khas Yogya, tak heran jika keberadaan toko bakpia menjamur di kota Yogyakarta.
Mulai dari Bakpia Pathuk yang memang sudah terkenal sejak dulu, hingga merek bakpia kekinian seperti Bakpia Wong dan Bakpiaku, semuanya ditujukan bagi wisatawan yang bermaksud membeli oleh-oleh.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar wisatawan lebih memilih untuk mencicipi bakpia kekinian. Terlebih bagi wisatawan generasi milenial, biasanya mereka jauh lebih penasaran dengan bakpia yang beraneka rasa.
Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan, ''Mengapa bisnis bakpia sekarang lebih mengedepankan bakpia aneka rasa?''
Baca Juga
Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, kali ini Guideku.com pun berkesempatan untuk menemui seorang narasumber yang merupakan dosen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM sekaligus Kepala Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, yaitu Dr. Hargo Utomo, M. B. A.
Dari pertemuan tersebut, tim Guideku.com berhasil mendapat pandangan baru seputar bisnis bakpia di Yogyakarta.
''Bisnis bakpia harus dilihat dari perspektif interdisiplin, yaitu dari aspek kultural, sosial, dan bisnis,'' ucapnya mengawali percakapan kami. ''Kata bakpia pasti bukan dari Indonesia, melainkan ada hubungannya dengan makanan seperti bakso, bakmi, bakwan, bakpao yang berasal dari Cina.''
Percakapan lantas dilanjutkan dengan penjelasan dasar mengenai sejarah bakpia itu sendiri. Bakpia adalah makanan yang berasal dari daerah Cina, kemudian menyebar ke daerah Asia Timur, Vietnam, dan Indonesia.
Kemudian, jika dilihat dari sisi sosiologis, bakpia merupakan makanan yang awalnya berkembang di kawasan Malioboro atau daerah Pecinan di Yogyakarta.
''Bakpia menjadi makanan yang identik dengan aspek kultural dan etnis,'' kata Dr. Hargo menjelaskan. ''Kemudian, bakpia pun menjadi identitas kota Yogyakarta.''
Dengan melihat bakpia dari aspek kultural dan historis itulah, kita akan mendapat jawaban di balik persaingan bisnis bakpia zaman sekarang.
''Bakpia merupakan kuliner yang berasal dari luar, kemudian diadaptasi. Aslinya, bakpia hanya berisi kacang hijau atau kumbu, kemudian berkembang menjadi bakpia rasa cokelat, keju, durian, dan lain sebagainya.''
Menurut Dr. Hargo, fenomena bakpia aneka rasa sendiri merupakan simbol perubahan sosial dan akulturasi lewat makanan.
''Itulah sebabnya persaingan bisnis bakpia tidak bisa dilihat dari aspek business-to-business. Aspek kultural dan historis juga harus dipertimbangkan,'' tambahnya.
Memang, jika dilihat dari aspek-aspek lainnya, bakpia merupakan salah satu oleh-oleh yang dicari saat wisatawan berkunjung ke Yogya. Kata bakpia sudah identik dengan kata kota Yogya, sebagaimana lumpia identik dengan Semarang dan pempek dengan Palembang.
Hal ini pulalah yang mendorong bakpia untuk semakin berkembang. Sebagai local identity yang dicari saat orang-orang traveling ke Yogya, tak heran jika bisnis bakpia menjadi incaran berbagai kalangan.
''Perkembangan bakpia dalam konteks kekinian telah dibumbui kreativitas masyarakat,'' ungkap Kepala Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM ini.
''Ini karena masyarakat sudah punya ekspektasi, mobilitas, dan daya beli yang tinggi.''
''Bakpia menjadi bagian dari komoditi yang berhubungan dengan aspek kultural dan oleh-oleh. Baik bakpia Pathuk maupun bakpia kekinian, semuanya memunculkan berbagai varian baru karena mereka merupakan bagian dari industri tourism,'' tambahnya.
Nah, sekarang sudah tak heran lagi kenapa bakpia Yogya berkembang menjadi bakpia aneka rasa, kan?
Ternyata, di balik persaingan bisnis bakpia yang makin menjamur, ada juga aspek kultural dan historis yang membuat bakpia menjadi salah satu kuliner berharga dari Yogya.
Tak heran, travelers yang datang ke Yogya pun akan rela membayar mahal demi oleh-oleh khas Yogya ini.
Itulah sebabnya bisnis bakpia pun berkembang dan berinovasi menjadi bakpia kekinian. Bukan karena bermaksud mengubah rasa tradisional, melainkan karena para pengusaha bakpia tengah berusaha menjawab tantangan perubahan zaman.
Intinya, apa pun rasanya, jangan lupa beli bakpia saat kamu traveling ke Yogya, ya!
BACA JUGA: Canting Restaurant Review, Restoran Rooftop di Jogja yang Asyik!
Info review Hotel, Restoran, Cafe, dan Produk silakan hubungi kontak Guideku.com
Terkini
- Resep Nasi Kebuli Daging Sapi, Nikmat Dihindangkan saat Lebaran
- Resep Kue Kastengel Lezat ala Rumahan: Gampang Dibikin untuk Idul Fitri!
- Resep Es Teh Kampul, Minuman Menyegarkan untuk Buka Puasa
- Takut Opor Ayam Cepat Basi? Simak 5 Tips Ini!
- Resep Spaghetti Bolognese, Cocok untuk Sahur dan Berbuka Puasa
- 14 Ide Menu Takjil Ramadan untuk Buka Puasa di Masjid
- Menu Sahur Sehat, Begini Cara Membuat Ayam Kukus Jahe
- Hari Ini Buka Puasa Pakai Apa? Coba Resep Kimbap Sederhana, yuk!
- 5 Minuman Sehat untuk Berbuka Puasa, Ini Resepnya
- Viral Nasi Beku Lebih Sehat untuk Pasien Diabetes, Ini Kata Dokter
Berita Terkait
-
Heboh Pia Durian Vietnam My Bali Spesial dari Medan, Bikin Bingung Aja
-
Mau Promo Malah Kelebihan Nol, Harga Bakpia Ini Bikin Netizen Syok
-
Dapat Orderan Bumil Ngidam, Driver Ojol Antar Bakpia dari Jogja ke Jakarta
-
Terlalu Uwu! Tanya Rekomendasi Bakpia, Akun Ini Malah Pasang Gambar Kucing
-
Customer Keburu Tinggal Landas, Driver Ojol Dapat 'Durian Runtuh'
-
Invasi Bakpia Artis dan Pengaruhnya Pada Bakpia Legendaris
-
Potensi Bisnis Bakpia Tradisonal vs Kekinian, Mana Pilihanmu?
-
Dari Piring Arisan, Perjuangan Bakpia 25 di Tengah Gempuran Zaman
-
70 Tahun Berdiri, Ini Rahasia Bakpia 25 Tetap Laris Manis
-
Guideku.com Bikin Bakpia di Bakpia Wong Jogja, Seru Banget Genks