Jum'at, 03 Mei 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Kamis, 15 November 2018 | 15:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Kalau ditanya apakah Indonesia memiliki daerah bersalju, maka nama Pegunungan Jayawijaya di Papua pasti akan muncul di kepala.

Namun, dalam beberapa tahun ke depan, ada kemungkinan bahwa pertanyaan tersebut tak lagi memiliki jawaban. Apa yang yang dulunya disebut sebagai es abadi pun akan menjadi kenangan belaka.

Padahal, gletser dan salju yang melingkupi Puncak Jaya dan puncak-puncak lainnya di Pegunungan Jayawijaya ini terkenal sebagai satu-satunya tempat bersalju di Indonesia.

Tidak heran, dengan ketinggian di atas 4.000 mdpl, salju pun bisa terbentuk karena kondisi suhu yang sangat dingin serta banyaknya uap air di awan.

Es Abadi Pegunungan Jayawijaya (Google Maps)

Meski begitu, para ahli menyatakan bahwa akan tiba saatnya kita harus mengucapkan selamat tinggal pada es abadi Pegunungan Jayawijaya.

Layaknya es kutub yang terpengaruh fenomena pemanasan global, rupanya luas area es abadi ini mulai mengalami penyusutan dari tahun ke tahun.

Jumlah penyusutannya pun tidak main-main. Pada tahun 1850 silam, tercatat luas es di Pegunungan Jayawijaya adalah 20 km2.

Namun, pada tahun 2010, luas es ini sudah menyusut menjadi 1 km2 dan pada tahun 2016 menjadi 500 m2.

Es Abadi Pegunungan Jayawijaya (Google Maps)

Untuk mencapai satu-satunya daerah bersalju di Indonesia ini, travelers harus mendaki jalur yang terletak di beberapa perkampungan. Totalnya, ada sekitar 3-4 hari waktu perjalanan yang harus ditempuh.

Meski kedengarannya berat, namun hal ini bisa saja menjadi kesempatan terakhirmu untuk melihat es abadi yang tak lagi abadi.

Pasalnya, salju di Pegunungan Jayawijaya ini diperkirakan akan habis total pada tahun 2025-2030, yaitu sekitar 7 hingga 12 tahun dari sekarang.

BACA SELANJUTNYA

Sambangi Papua, Gaya Susi Pudjiastuti ke Pasar Ini Tuai Pujian