Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Pada tahun 2008, Huang Yuang Fu, seorang veteran militer berusia 87 tahun perlahan mengecat dinding-dinding, pintu dan lingkungan sekitar desanya di Taichung, Taiwan.
Pria yang dijuluki 'kakek pelangi' tersebut menghadirkan beragam warna dan karakter gambar yang cerah dan bersemangat, menghidupkan desanya yang kumuh jadi terlihat menawan dan sedap dipandang.
Lebih dari itu, Huang Yuang Fu rela menghabiskan waktunya, menggambar beragam warna menarik di desanya tak lain demi menyelamatkan tanah kelahirannya tersebut dari ancaman penggusuran yang dilakukan pemerintah setempat.
Semua bermula saat tahun 2008, pemerintah Taiwan bersama pengembang mulai menggusur 1.200 rumah di desa Huang Yuang Fu hingga akhirnya tersisa 11 rumah saja.
Baca Juga
Satu per satu peghuni meninggalkan desa tersebut namun tidak Huang Yuang Fu, ia tetap bertahan mempertahankan kampung halamannya.
Desanya yang dianggap tidak terawat dan tak layak dipertahankan oleh pemerintah Taiwan ia gubah dengan sentuhan beragam lukisan berwarna cerah nan menawan.
Perjuangannya mulai terendus kala suatu malam di tahun 2010, seorang mahasiswa dari Universitas Ling Tung memotret kegiatan Huang Yuang Fu mengecat bagian demi bagian desanya.
Sang mahasiswa lantas menyebarkan berita tentang perjuangan sang kakek dan menebar petisi untuk menandatangani penolakan penggusuran desa tersebut.
Kisah tentang perjuangan Huang Yuang Fu mempertahankan desanya dengan cepat menjalar ke berbagai sudut Taiwan dan menjelma isu nasional.
Hanya dalam beberapa bulan saja Wali Kota Taichung digempur lebih dari 70.000 email dari warga yang mendesaknya untuk melestarikan pemukiman di Desa Taichung.
Protes tersebut berbuah manis, pemerintah Taiwan akhirnya mengurungkan niat menggusur desa yang dipertahankan Huang Yuang Fu.
Tampilan desa puspa warna nan menarik juga membuat para wisatawan tergerak mengunjungi desa yang disebut Huang sebagai Rainbow Village.
Hari ini, sang kakek merupakan satu-satunya penghuni desa, ia tetap bertahan di desa itu betapapun ancaman penggusuran bisa saja sewaktu-waktu kembali mengancam.
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
Ngobrol di Restoran Taiwan Pakai Bahasa Inggris, Pria Ini Syok Ditegur
-
Liburan ke Taiwan, 5 Restoran Ini Sajikan Masakan Halal
-
Demi Penumpang, Pramugari Kereta Ini Rela Berlutut Satu Jam
-
Nyentrik dan Bikin Warganet Gagal Paham, Ada Pizza Boba di Negara Ini
-
Seru, Naik Balon Udara di Taiwan International Balloon Festival 2019
-
Pengalaman Liburan Sambil Belajar Budaya dan Keberagaman di Taipei
-
Pengalaman Wisata Halal di Taiwan, Makan Mie Sapi sampai Naik Lift Tercepat
-
Anti Mainstream, Pancake Berbentuk Ayam Panggang Kini Hadir di Taiwan
-
Ke Taiwan Bawa Onigiri, Turis Ini Didenda Belasan Juta Rupiah
-
Mantap, Ruben Onsu Siap Buka Cabang Bisnis Kuliner di Amsterdam