Rabu, 01 Mei 2024
Galih Priatmojo | Aditya Prasanda : Jum'at, 07 Desember 2018 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Pada tahun 2008, Huang Yuang Fu, seorang veteran militer berusia 87 tahun perlahan mengecat dinding-dinding, pintu dan lingkungan sekitar desanya di Taichung, Taiwan.

Pria yang dijuluki 'kakek pelangi' tersebut menghadirkan beragam warna dan karakter gambar yang cerah dan bersemangat, menghidupkan desanya yang kumuh jadi terlihat menawan dan sedap dipandang.

Lebih dari itu, Huang Yuang Fu rela menghabiskan waktunya, menggambar beragam warna menarik di desanya tak lain demi menyelamatkan tanah kelahirannya tersebut dari ancaman penggusuran yang dilakukan pemerintah setempat.

(Wikimedia Zairon)

Semua bermula saat tahun 2008, pemerintah Taiwan bersama pengembang mulai menggusur 1.200 rumah di desa Huang Yuang Fu hingga akhirnya tersisa 11 rumah saja.

Satu per satu peghuni meninggalkan desa tersebut namun tidak Huang Yuang Fu, ia tetap bertahan mempertahankan kampung halamannya.

Desanya yang dianggap tidak terawat dan tak layak dipertahankan oleh pemerintah Taiwan ia gubah dengan sentuhan beragam lukisan berwarna cerah nan menawan.

(Wikimedia Steven R Barringer)

Perjuangannya mulai terendus kala suatu malam di tahun 2010, seorang mahasiswa dari Universitas Ling Tung memotret kegiatan Huang Yuang Fu mengecat bagian demi bagian desanya.

Sang mahasiswa lantas menyebarkan berita tentang perjuangan sang kakek dan menebar petisi untuk menandatangani penolakan penggusuran desa tersebut.

Kisah tentang perjuangan Huang Yuang Fu mempertahankan desanya dengan cepat menjalar ke berbagai sudut Taiwan dan menjelma isu nasional.

Hanya dalam beberapa bulan saja Wali Kota Taichung digempur lebih dari 70.000 email dari warga yang mendesaknya untuk melestarikan pemukiman di Desa Taichung.

Protes tersebut berbuah manis, pemerintah Taiwan akhirnya mengurungkan niat menggusur desa yang dipertahankan Huang Yuang Fu.

(Wikimedia Zairon)

Tampilan desa puspa warna nan menarik juga membuat para wisatawan tergerak mengunjungi desa yang disebut Huang sebagai Rainbow Village.

Hari ini, sang kakek merupakan satu-satunya penghuni desa, ia tetap bertahan di desa itu betapapun ancaman penggusuran bisa saja sewaktu-waktu kembali mengancam.

BACA SELANJUTNYA

Mantap, Ruben Onsu Siap Buka Cabang Bisnis Kuliner di Amsterdam