Minggu, 28 April 2024
Dany Garjito | Amertiya Saraswati : Minggu, 24 Maret 2019 | 21:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bukan cuma terkenal sebagai gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest juga terkenal berbahaya dan telah merenggut nyawa banyak pendaki.

Dari sekitar 300 orang yang meninggal di Gunung Everest, dikabarkan ada 2/3 dari jumlah mayat yang masih tertimbun di bawah salju.

Namun, baru-baru ini, beredar kabar bahwa mayat pendaki Everest mulai bermunculan seperti dilaporkan BBC.

Mayat-mayat itu sendiri dikabarkan terlihat di area Camp 1, Camp 4, dan gletser Khumbu.

Maka, bukan tidak mungkin jika para pendaki Everest nantinya akan bertemu dengan mayat-mayat pendaki sebelumnya.

Pendaki Gunung Everest (Pixabay/12019)

Usut punya usut, hal ini sendiri ternyata disebabkan oleh pemanasan global yang membuat es dan gletser di Gunung Everest mencair.

''Kami sudah membawa turun mayat para pendaki yang meninggal baru-baru ini, tapi mayat yang sudah lama terkubur mulai terlihat sekarang,'' jelas Ang Tshering Sherpa, mantan presiden dari Nepal Mountaineering Association.

Demi mengatasi hal tersebut, para pendaki dari komunitas Sherpa pun sudah diberangkatkan untuk mengangkut mayat-mayat yang terlihat.

Namun, selain tidak mudah dilakukan, proses mengangkut mayat ini rupanya juga menguras banyak biaya yaitu mencapai 570 juta hingga 1 miliar rupiah.

Gunung Everest (Pixabay/lutz6078)

Tidak hanya itu, perihal menurunkan mayat dari gunung ini rupanya juga merupakan isu personal.

''Banyak pendaki lebih suka ditinggalkan di gunung yang mereka daki ketika meninggal. Akan tidak sopan jika kita menyingkirkan mereka tanpa diminta.''

Meski begitu, pihak berwenang di Gunung Everest juga tidak punya banyak pilihan karena es semakin tipis dan gletser Khumbu juga terus bergeser.

Tak heran, sebagian besar pendaki Gunung Everest pun biasanya harus sudah siap mental untuk melihat mayat pendaki lainnya dalam proses pendakian.

BACA SELANJUTNYA

Pemanasan Global, Mont Blanc Kian Berbahaya Bagi Para Pendaki