Senin, 29 April 2024
Dany Garjito : Minggu, 07 Juli 2019 | 11:26 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bagi Anda pengguna media sosial maupun para awak media nasional, nama Sutopo Purwo Nugroho pasti sudah tak asing lagi mendengarnya. Sutopo Purwo Nugroho adalah Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di tengah gencarnya hoaks tak bertanggung jawab serta minimnya pengetahuan orang awam soal kebencanaan, Sutopo BNPB adalah suara yang paling 'kredibel' dan dapat dipercaya dalam penyebaran informasi terkait bencana alam di Indonesia.

Sebagai kepala pusat data dan informasi serta humas, tugas Sutopo Purwo Nugroho adalah menyampaikan kebenaran terkait data, informasi setiap bencana yang ada di bumi Nusantara. Maka tak salah, apabila Sutopo sangat aktif di media sosial membagikan berbagai informasi sekecil dan cepat apapun terkait kebencanaan.

Namun keaktifan Sutopo Purwo Nugroho kini tak lagi bisa dilihat maupun didengar. Pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah itu kini telah menghadap kepada sang Pencipta.

Sutopo Purwo Nugroho dikabarkan meninggal dunia di Guangzhou, China pukul 02.00 WIB waktu setempat atau pukul 01.00 WIB. Ia meninggal dunia saat menjalani pengobatan kanker stadium 4 yang diidapnya beberapa tahun terakhir.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (Suara.com/Erick Tanjung)

Sutopo lulus Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1993 dan mengawali kariernya pada 1994 dengan bekerja sebagai peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Kemudian Ia merampungkan pendidikan MSc dan PhD pada 2008 lalu di Institut Pertanian Bogor di bidang hidrologi. Sutopo mulai menghiasi segala bentuk informasi di BNPB sejak Agustus 2010 lalu hingga sekarang.

Mahasiswa Berprestasi

Dikutip GuideKu.com dari Suara.com, Sutopo Purwo Nugroho yang merupakan anak pertama dari pasangan Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari sejak kecil hidup prihatin. Bersama orangtuanya yang berprofesi sebagai guru tinggal di Boyolali dengan mengontrak rumah gedek atau rumah dari bambu.

"Kalau dengar cerita ibu saya atau bapak saya, ya kami dari keluarga miskin. Mengontrak rumah di Boyalali, rumah gedek, bolong-bolong, dimakan rayap, lantainya dari tanah dan belum ada listrik," kenang Sutopo Purwo Nugroho kepada Suara.com saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu.

Setelah menamatkan SD, SMP dan SMA di Boyolali, ia melanjutkan kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak hanya memiliki kerendahan hati, Sutopo Purwo Nugroho adalah sosok yang memiliki intelektual tinggi. Hal itu terbukti ia menjadi lulusan terbaik di fakultasnya sewaktu di UGM.

Tercatat ia telah menulis lebih dari 100 jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional serta sejumlah buku.

Meski terbaring sakit Sutopo tetap menjalankan tugasnya memberikan informasi terkait kebencanaan di Indonesia. Tak ayal hal itu memantik rasa simpati dan hari para warganet.

Warganet pun banyak memberikan apresiasi maupun mendoakan agar Sutopo Purwo Nugroho disembuhkan dari sakitnya.

Kini, cuitan informatif dari pak Topo tak bisa lagi dilihat maupun di dengar. Namun dedikasinya menjadi inspirasi besar bagi seluruh warga Indonesia, khususnya soal kebencanaan.

Selamat jalan dan terima kasih pak Sutopo! 

SUARA.com/Bangun Santoso

BACA SELANJUTNYA

Duh! Warga China Dilarang Bepergian ke Luar Negeri, Ternyata Ini Alasannya