Sabtu, 04 Mei 2024
Dany Garjito | Aditya Prasanda : Senin, 25 Maret 2019 | 17:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - "Apa kabar mas? Baik? Saya baru aja selesai opname kemarin. Maaf ya baru sempat sekarang,'' ujar Pieter Lennon membuka percakapan, saat ditemui Tim Guideku.com di kediamannya di Desa Tegal Asem, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Masyarakat Yogyakarta, atau setidaknya penghuni kawasan Jalan Kaliurang hafal betul dengan pria kelahiran 29 September 1955 ini.

Perawakannya nan khas dengan rambut jamur, pakaian old school, kaca mata frame bundar ala John Lennon, harmonika dan gitar membuat siapa pun yang pernah mendengarnya bernyanyi di warung emperan, restoran, maupun kafe sekitar Jalan Kaliurang mudah mengingatnya dengan seketika.

Pieter Budie Yatmo, nama aslinya. 'Marga' Lennon disematkan padanya oleh para penggemar dan masyarakat yang mengidentikkan dirinya dengan pentolan The Beatles tersebut.

Berani tampil beda

(Instagram Pieterbudie)

Pieter bukan musisi jalanan biasa. Sebab ia cermat menyuguhkan citra dirinya, membuat orang-orang mengingatnya dengan baik, dengan ciri khasnya membawakan tembang-tembang legendaris The Beatles di setiap jalanan yang ia dedah. Dan hanya deretan lagu band asal Liverpool itu yang Pieter bawakan, tiada yang lain.

Lagu-lagu everlasting nan tak lekang oleh zaman tersebut sedikit banyak punya jejaknya di benak banyak orang. Itu pula alasan mengapa Pieter membawakan lagu-lagu The Beatles, yang sekaligus menjadi daya pikat dan membuat dirinya begitu berbeda dengan pengamen lainnya.

''Ya, (sebagai performer) kita harus tahu produk apa yang paling tepat untuk kita, lalu kemudian ditampilkan. The Beatles itu band legenda yang lagu-lagunya ngga habis dimakan zaman. Di situlah orang-orang mengenal saya,'' ungkap Pieter.

September tahun ini, Pieter genap menginjak usia 64 tahun. Usianya yang tak lagi muda, memaksanya sedikit mengendurkan performanya di jalanan. Jika dahulu Pieter dapat mengitari Jalan Kaliurang total tiga jam dalam sehari, kini ia mengaku harus berkompromi dengan kesehatannya dengan hanya berkeliling selama satu jam saja.

BACA JUGA: Nggak Sekadar Nyanyi Lalu Dikasih Uang, Ini 8 Tips Ngamen Ala Pieter Lennon

Kadar rokok dan kopi yang biasa ia sesap begitu intens, perlahan ia kurangi.

Namun saat kami temui, semangatnya tampak belum luntur, ia masih membara, seperti halnya perjumpaan kami sebelumnya. Beberapa tahun silam di kesempatan yang lain.

Menyambangi restoran, sebuah pilihan

Pieter bercerita banyak hal soal bagaimana jalan hidup meyakinkannya menggeluti profesi sebagai musisi jalanan menyambangi satu tempat ke tempat lainnya.

BACA SELANJUTNYA

Bale Kanoman: Kuliner Bernuansa Jawa yang Menggoda di Tengah Kota Jogja