Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - "Apa kabar mas? Baik? Saya baru aja selesai opname kemarin. Maaf ya baru sempat sekarang,'' ujar Pieter Lennon membuka percakapan, saat ditemui Tim Guideku.com di kediamannya di Desa Tegal Asem, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Masyarakat Yogyakarta, atau setidaknya penghuni kawasan Jalan Kaliurang hafal betul dengan pria kelahiran 29 September 1955 ini.
Perawakannya nan khas dengan rambut jamur, pakaian old school, kaca mata frame bundar ala John Lennon, harmonika dan gitar membuat siapa pun yang pernah mendengarnya bernyanyi di warung emperan, restoran, maupun kafe sekitar Jalan Kaliurang mudah mengingatnya dengan seketika.
Pieter Budie Yatmo, nama aslinya. 'Marga' Lennon disematkan padanya oleh para penggemar dan masyarakat yang mengidentikkan dirinya dengan pentolan The Beatles tersebut.
Baca Juga
Berani tampil beda
Pieter bukan musisi jalanan biasa. Sebab ia cermat menyuguhkan citra dirinya, membuat orang-orang mengingatnya dengan baik, dengan ciri khasnya membawakan tembang-tembang legendaris The Beatles di setiap jalanan yang ia dedah. Dan hanya deretan lagu band asal Liverpool itu yang Pieter bawakan, tiada yang lain.
Lagu-lagu everlasting nan tak lekang oleh zaman tersebut sedikit banyak punya jejaknya di benak banyak orang. Itu pula alasan mengapa Pieter membawakan lagu-lagu The Beatles, yang sekaligus menjadi daya pikat dan membuat dirinya begitu berbeda dengan pengamen lainnya.
''Ya, (sebagai performer) kita harus tahu produk apa yang paling tepat untuk kita, lalu kemudian ditampilkan. The Beatles itu band legenda yang lagu-lagunya ngga habis dimakan zaman. Di situlah orang-orang mengenal saya,'' ungkap Pieter.
September tahun ini, Pieter genap menginjak usia 64 tahun. Usianya yang tak lagi muda, memaksanya sedikit mengendurkan performanya di jalanan. Jika dahulu Pieter dapat mengitari Jalan Kaliurang total tiga jam dalam sehari, kini ia mengaku harus berkompromi dengan kesehatannya dengan hanya berkeliling selama satu jam saja.
BACA JUGA: Nggak Sekadar Nyanyi Lalu Dikasih Uang, Ini 8 Tips Ngamen Ala Pieter Lennon
Kadar rokok dan kopi yang biasa ia sesap begitu intens, perlahan ia kurangi.
Namun saat kami temui, semangatnya tampak belum luntur, ia masih membara, seperti halnya perjumpaan kami sebelumnya. Beberapa tahun silam di kesempatan yang lain.
Menyambangi restoran, sebuah pilihan
Pieter bercerita banyak hal soal bagaimana jalan hidup meyakinkannya menggeluti profesi sebagai musisi jalanan menyambangi satu tempat ke tempat lainnya.
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
-
Bale Kanoman: Kuliner Bernuansa Jawa yang Menggoda di Tengah Kota Jogja
-
Malaysia Larang Penjualan Minuman Khas Indonesia, Bisa Didenda Rp33 Juta
-
Murah Banget, Ini Harga Paket Kano Menyusuri Wisata Mangroves Baros di Yogyakarta
-
Soto Sampah Jogja, Wisata Kuliner Unik Penggugah Selera di Yogyakarta
-
Mengenal Resep Autentik Sate Klatak Yogyakarta
-
Menelusuri Fakta dan Legenda Taman Sari, Destinasi Wisata Liburan Akhir Tahun di Yogyakarta
-
Trailer dan Sinopsis 'Monster', Film Thriller Tanpa Dialog Dibintangi Marsha Timothy
-
Menilik Candi Abang Sleman yang Terdapat di Serial "Gadis Kretek"
-
Cara Nikmati 5 Kuliner Legendaris di Kota Yogyakarta, Bukan Cuma Gudeg lho