Ngopi Asyik dengan Suasana Modern Klasik di Pigeonhole Coffee

Pengalaman inilah yang juga Suara.com dapatkan saat menyambangi Pigeonhole Coffee, yang saat itu disambut ramah dengan salah seorang barista Pigeonhole bernama Anas. Setelah memesan kopi manual brew, Anas pun mulai menjelaskan segala prosesnya untuk kami.

"Untuk buat kopi ini, saya pakai kopi Ethiopia. Dengan total gramasinya 16 gram, alatnya Kalita Wave 185 berbahan kaca," tambahnya.

Perlahan Anas mulai memproses kopi tersebut, dari menggilingnya, menyaring kopi dengan paper filter, suhu air yang digunakan untuk membuat kopi saat itu, hingga rasa yang akan ditimbulkan dalam kopi buatannya.

"Paper filter ini sangat penting supaya minyak kopi bisa menyerap minyak pada kertas, karena sebenarnya minyak pada kopilah yang bikin kopi jadi pahit," imbuhnya di sela kegiatannya.

Anas pun tak ragu membagikan resep kopi yang dibuatnya yang menggunakan total 224 gram air. Setelah jadi, kopi kata dia akan dibiarkan selama dua menit untuk merilis gas karbon dioksida pada kopi, serta memaksimalkan rasa asam dan fruity yang akan dinikmati.

Setelah menunggu selama dua menit, kopi pesanan Suara.com pun diantar dan disajikan ke meja untuk bisa kami nikmati. Selain manual brew, ragam minuman kopi lain juga bisa dinikmati di sini, antara lain dari Cold Brew, Espresso, Long Black, Affogato, Happy Black, Happy White hingga Sonic Boom.

"Kita nggak pernah membedakan antara kopi Indonesia dan kopi luar. Itu semua ke preferensi orang masing-masing. Kita di sini tujuannya balik lagi mau coba kasih pengalaman dan edukasi ke pelanggan mengenai kopi," kata Rifqi.

Mengenai keseriusan Pigeonhole Coffee, nyatanya tak hanya sampai di situ saja, tapi bagaimana mereka menjalin kerjasama langsung dengan petani atau pemilik kebun kopi di berbagai daerah di Indonesia dan sering mengirim para barista untuk mengikuti kompetisi kopi, baik dalam maupun luar negeri.

• «
• 1
• 2
• 3
• »