Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Demi kebaikan tubuh sendiri, tak jarang orang-orang kekinian selalu menjalani gaya hidup sehat dan pola makan seimbang. Sekarang ini pun sudah banyak pilihan pola makan sehat yang beberapa sudah menjadi trend.
Ternyata, siapa sangka jika tidak semua makanan sehat itu baik dikonsumsi. Bahkan Anda mungkin berpikir sangat mustahil makanan sehat bisa menyebabkan penyakit.
Melansir dari laman Times of India, ada banyak gangguan obsesif-kompulsif yang terkait dengan kebiasaan makan, salah satunya orthorexia.
Orthorexia nervosa yakni jenis gangguan makan yang ditandai dengan fiksasi berlebihan dengan kebiasaan makan sehat.
Baca Juga
-
Lagi Asyik Makan Ikan Goreng, Pas Dizoom Publik Kaget Lihat Ada Wajah Ini
-
Panaskan Saus Pakai Rice Cooker, Wujud Botol Ini Bikin Warganet Syok
-
Viral Orang Pamer Makan Nasi Telur, Publik Malah Salfok Lihat Sendoknya
-
Ayah Ketiduran saat Panaskan Sup, Wujudnya Bikin Publik Ngelus Dada
-
Viral Cokelat Willy Wonka di Dunia Nyata, Pria Ini Dapat Golden Ticket!
-
Wanita Ini Isoman di Rumah, Begini Cara Ibunya Beri Makan Tanpa Kontak
Tak seperti gangguan makan lainnya, sebagian besar kasus orthorexia ini berkaitan dengan kualitas makanan daripada kuantitas makanan. Orang dengan gangguan ini biasanya tak perlu khawatir dengan kondisi kesehatan fisiknya, karena mereka memang mengonsumsi makanan kualitas paling murni.
Meski begitu, para peneliti dan dokter mengatakan ada beberapa gejala orthorexia yang perlu diwaspadai, termasuk membaca daftar bahan dan label fakta gizi dari makanan yang ingin dikonsumsi secara kompulsif, menghilangkan semakin banyak item atau kategori makanan, cemas ketika ada makanan sehat yang tidak bisa diakses.
Namun, bukan berarti semua orang yang menjalani diet atau pola makan sehat akan berisiko mengalami orthorexia. Ketika suatu kebiasaan menjadi terpaku dan obsesif, hal itu bisa menjadi penyebab kekhawatiran.
Walaupun orthorexia ini tak terlalu mengkhawatirkan, tapi kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi secara fisik, mental dan sosial. Penderita bisa mengalami malnutrisi, anemia dan detak jantung yang sangat lambat karena kurangnya nutrisi yang dibutuhkan.
Malnutrisi parah bisa menyebabkan masalah pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit dan hormonal, asidosis metabolik dan masalah kesehatan tulang.
Pada waktu bersamaan, seseorang mungkin menghadapi efek psikologis yang sangat besar, seperti kurang fokus dan kehilangan minat pada aktivitas sosial. (Suara.com/Shevinna Putti Anggraeni)
Terkini
- Resep Nasi Kebuli Daging Sapi, Nikmat Dihindangkan saat Lebaran
- Resep Kue Kastengel Lezat ala Rumahan: Gampang Dibikin untuk Idul Fitri!
- Resep Es Teh Kampul, Minuman Menyegarkan untuk Buka Puasa
- Takut Opor Ayam Cepat Basi? Simak 5 Tips Ini!
- Resep Spaghetti Bolognese, Cocok untuk Sahur dan Berbuka Puasa
- 14 Ide Menu Takjil Ramadan untuk Buka Puasa di Masjid
- Menu Sahur Sehat, Begini Cara Membuat Ayam Kukus Jahe
- Hari Ini Buka Puasa Pakai Apa? Coba Resep Kimbap Sederhana, yuk!
- 5 Minuman Sehat untuk Berbuka Puasa, Ini Resepnya
- Viral Nasi Beku Lebih Sehat untuk Pasien Diabetes, Ini Kata Dokter
Berita Terkait
-
Tempat Makan di Jalan Braga Bandung, Kamu Bisa Sekaligus Kunjungi Tempat Wisata
-
Rekomendasi Tempat Makan di Jalan Asia Afrika Bandung, Dijamin gak Bikin Nyesel
-
8 Tempat Makan Terdekat dari Gedung Sate Bandung, Wajib Kamu Kunjungi
-
Rekomendasi Tempat Makan Terdekat dari Alun-alun Bandung
-
Tentang Quaglino's, Restoran yang Viral karena Hantu Tentara Ikut Selfie
-
Daftar Benda yang Haram Dibawa Pulang oleh Tamu dari Hotel
-
5 Tempat Makan Terdekat dari Masjid Al Jabbar
-
5 Tempat Makan Khas Sunda di Jalur Nagreg, Kamu Bisa Nikmati Hidangan di Atas Kapal Pinisi
-
5 Rekomendasi Tempat Makan Dekat Unpad Jatinangor, Cocok Untuk Meeting dan Kumpul Bersama!
-
5 Tempat Makan di Bandung yang Populer dan Hits, Menu Makanan Enak-Enak lho!