Selasa, 30 April 2024
Hiromi Kyuna : Kamis, 19 Agustus 2021 | 16:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Seorang pria asal Colorado Amerika Serikat bekerja keras untuk bisa pulang bersama istri dan anak-anaknya. Ia bersama keluarganya terjebak di Kabul, Afganistan.

Melansir dari Fox News, pria ini mendapat kabar dari istrinya lewat telepon bahwa Taliban sudah menduduki seluruh kota pada Sabtu (14/8/2021). Dia dan anak-anaknya mengunjungi Afganistan kala Taliban menyerbu.

Pria yang tak mau disebutkan namanya ini mengatakan bahwa istrinya ingin pulang. Dia kemudian memesan penerbangan Turkish Airline untuk Minggu (15/8/2021).

Sayangnya, penerbangan itu dibatalkan beberapa jam sebelum dijadwalkan berangkat. "Istri dan anak perempuan saya untuk saat ini bersembunyi di sebuah rumah di Kabul," kata pria tersebut kepada media.

Ia juga berpikir kekacauan ini dapat membahayakan banyak nyawa. Pria ini lantas menghubungi rekannya Coloradan Patrick Allen, seorang pensiunan kolonel Pasukan Khusus Angkatan Darat AS yang bertugas di Afghanistan.

Warga Kota Kabul berebut naik pesawat di Bandara Kota Kabul dalam penerbangan terakhir [Tangkapan layar Twitter @Iqbal__kholidi]

Setelah itu, Allen menghubungi perwakilan Amerika Serikat, Jason Crow untuk meminta bantuan. Allen pun menjelaskan bahwa ia sangat khawatir dengan adanya warga Amerika Serikat yang terjebak di Afganistan dan tak bisa kembali.

Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas di Bandara Internasional Kabul Senin (16/7/2021) ketika ribuan warga Afghanistan berusaha melarikan diri dari negara itu. Video menunjukkan orang-orang berpegangan pada pesawat AS yang akan berangkat.

Allen mengatakan bahwa dia berharap keluarga tersebut dapat kembali ke rumah. Ia juga bahwa pasukan Amerika Serikat yang dikirim ke daerah itu akan membantu kekacauan di bandara.

Pada Selasa (17/7/2021) kemarin, penerbangan dilaporkan telah dimulai kembali dari Kabul. Para pejabat sedang dalam pembicaraan dengan Taliban untuk mengizinkan "kategori individu" tertentu seperti diplomat, jurnalis, dan pekerja bantuan Barat melalui penjagaan.

BACA SELANJUTNYA

Teler Berat, Penumpang Paksa Buka Pintu Darurat Pesawat di Tengah Penerbangan