Senin, 29 April 2024
Dany Garjito | Aditya Prasanda : Rabu, 08 Agustus 2018 | 19:15 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Tidak sulit menemukan patung kucing di sudut-sudut pertokoan dan warung kecil ketika kamu wisata belanja atau wisata kuliner di Indonesia.

Bagi para pedagang dan masyarakat Tionghoa, patung kucing melambai yang disebut 'Maneki Neko' ini dipercaya dapat membawa keberuntugan.

Maneki Neko begitu terkenal dalam kebudayaan Jepang dan Tiongkok.

Saking terkenalnya, di perfektur Aichi, Jepang, sebuah kepala Maneki Neko berukuran 4 x 6 meter diabadikan.

Ada banyak legenda yang melatari penyebab patung kucing ini dianggap berperan vital terhadap nasib baik seseorang.

Namun satu legenda yang paling populer yakni patung Maneki Neko dipahat demi menghormati seekor kucing yang menyelamatkan nyawa seorang samurai.

Kisah itu bermula tahun 1400-an, di sebuah kuil kecil milik seorang biksu di Jepang.

Suatu kali, di kuil yang ia jaga, sang biksu memohon kepada Budhha, agar kucing yang ia rawat dapat mendatangkan keberuntungan padanya.

Ilustrasi Maneki Neko (Unsplash/charlesdeluvio)

Singkat cerita, hari itu pun tiba, tatkala rombongan samurai mengunjungi desa sang biksu.

Rombongan samurai yang diterjang hujan badai hendak beristirahat di bawah pohon tak jauh dari kuil sang biksu.

Mendadak, salah seorang dari rombongan mengaku melihat seekor kucing melambaikan tangan ke arah mereka.

Rombongan samurai itu pun menghampiri kuil tempat sang kucing berdiri.

Benar saja, beberapa menit setelah beranjak, pohon tempat mereka berteduh disambar petir.

Sembari berteduh di dalam kuil, para samurai disuguhi teh oleh sang biksu.

Di hadapan rombongan samurai, sang biksu bercerita bahwa beberapa waktu lalu, ia sempat memohon agar Buddha melimpahkan keberuntungan padanya melalui kucing yang ia pelihara.

Tak disangka dalam salah satu rombongan itu, turut Naokata Li, tuan tanah di prefektur Koshu.

Mendengar cerita biksu, Naokata beranggapan kejadian tersebut merupakan kehendak sang Buddha.

Tuan tanah itu pun menghibahkan beberapa petak sawah dan lahan kepada sang biksu.

Di atas lahan itu kuil suci Gotokuji kemudian dibangun.

Kisah kucing itu pun tersiar di seantero Koshu.

Bahkan beberapa tahun berselang saat kucing peliharaan sang biksu wafat, penduduk setempat mengabadikan kucing itu sebagai Shobyo Kannon (Dewi Belas Kasih).

Sebuah monumen pun dibangun menyerupai Maneki Neko, kucing melambai yang kita kenal sekarang.

Kini, para pengunjung kuil Gotokuji dapat menyaksikan ratusan Maneki neko berjejer di kuil legendaris tersebut.

Sementara di seluruh dunia, Maneki Neko dianggap sebagai perlambang keberuntungan.

BACA SELANJUTNYA

Bandara Indonesia Masuk 10 Besar Bandara Family Friendly, Kalahkan Singapura dan Jepang