Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Efek samping dari gempa bumi yang melanda daerah Lombok terlihat jelas dari banyaknya kerusakan bangunan yang ada. Namun, hal tersebut rupanya tidak berlaku di Dusun Sade.
Terletak di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Dusun Sade adalah dusun tradisional yang masih kental dengan budaya suku Sasak. Maka, tidak heran jika rumah mereka pun dibangun mengikuti adat dan tradisi tempo dulu.
Meski cara pembuatannya sudah ada sejak berabad-abad lampau, tapi kekuatan dan ketahanan rumah ini rupanya tak lagi perlu diragukan.
Bukan cuma gempa yang baru-baru ini melanda Lombok, rumah adat ini bahkan berhasil bertahan dari gempa yang sudah ratusan kali mengguncang Lombok sejak tahun 1038 Masehi. Hebat juga, kan?
Baca Juga
Penasaran dengan rahasia di balik Rumah Adat Suku Sasak yang tahan gempa?
Guideku.com berhasil merangkum tujuh fakta di balik Rumah Adat Suku Sasak yang tahan gempa dari berbagai sumber, berikut di antaranya!
Bahan baku untuk lantai Rumah Adat Suku Sasak
Mengikuti nilai-nilai kearifan lokal, rumah adat suku Sasak ini rupanya terbuat dari bahan baku jerami, bambu, alang-alang, abu jerami, getah pohon kayu banten dan bajur, serta kotoran kerbau!
Yup, rupanya campuran tanah liat, kotoran kerbau, dan abu jerami ini dapat membuat lantai menjadi keras layaknya dibuat dengan semen.
Dinding Rumah Adat Suku Sasak dibuat dari anyaman bambu
Sedangkan untuk dindingnya, suku Sasak memilih untuk menggunakan anyaman bambu (bedek) yang ringan namun kokoh saat terkena guncangan.
Rumah Adat Suku Sasak diperkokoh dengan balok penyangga dari kayu dan bambu
Tidak hanya itu, rumah adat ini juga ditopang balok penyangga dari kayu dan bambu yang dikaitkan dengan sistem sambung pasak. Inilah yang membuat rumah khas suku Sasak menjadi tidak gampang roboh.
Atap Rumah Adat Suku Sasak terbuat dari alang-alang
Sementara itu, atap rumah suku Sasak biasanya berbentuk gunungan dan terbuat dari alang-alang. Sama seperti dindingnya, bahan ini merupakan bahan yang ringan namun tetap tahan terhadap guncangan.
Rumah Adat Suku Sasak hanya punya satu pintu kecil
Rumah adat Sasak juga hanya memiliki satu pintu, lho. Ukurannya pun rendah, tidak seperti pintu-pintu rumah modern pada umumnya.
Meski belum ada penelitian yang menemukan korelasi antara pintu kecil dan bangunan tahan gempa, tapi keberadaan pintu kecil ini bisa menjadi bentuk penghormatan pada sebuah tempat tinggal keluarga.
Menurut filosofi suku Sasak, pintu yang rendah ini menggambarkan bagaimana kita harus menunduk dan bersikap sopan serta memberi salam ketika memasuki rumah.
Rumah Adat Suku Sasak dibangun dengan memperhitungkan hari baik
Selain dari struktur dan bahan bangunannya, suku Sasak juga masih mempertahankan tradisi untuk melakukan pembangunan rumah pada hari yang dianggap baik.
Untuk menentukan hari baik tersebut, biasanya warga suku Sasak akan bertanya terhadap pimpinan adat yang ada. Selain itu, mereka juga pantang membangun rumah pada bulan Ramadhan dan Muharram.
Rumah Adat Suku Sasak tidak dibangun di atas lahan sembarangan
Warga Sasak juga sangat selektif dalam menentukan lahan di mana rumah akan dibangun. Tempat-tempat seperti bekas perapian, bekas pembuangan sampah, dan bekas sumur.
Hal ini dilakukan karena mereka percaya bahwa rumah-rumah yang dibangun di tempat-tempat tersebut akan cenderung bernasib kurang baik.
Namun, terlepas dari kepercayaan dan tradisi yang ada, tidak ada salahnya bukan jika kita menerapkan cara suku Sasak dalam membangun rumah tahan gempa di dunia modern ini?
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
Menyambangi Bale Sakepat: Bar yang Memadukan Mixology dengan Elemen Bali
-
Bale Kanoman: Kuliner Bernuansa Jawa yang Menggoda di Tengah Kota Jogja
-
Ayam Taliwang ala Rumahan: Nikmati Kelezatan Kuliner Lombok di Meja Makan Anda
-
Cerita Pengalaman Naik Kapal dari Surabaya ke Lombok, Fasilitasnya Mantap!
-
7 Destinasi Wisata Hits di Lombok, Rugi Banget Kalau Nggak Mampir
-
Geger Lihat Cicak di Hotel, Respons Pembalap Internasional Ini Disorot
-
Tetap Buka Saat Pandemi, Hotel di Lombok Ini Tawarkan Paket Work from Hotel
-
Mendaki Bukit Merese, Menikmati Lanskap Lombok Tengah dari Ketinggian
-
Kunjungi Lombok, Agus Harimurti Yudhoyono Jajal Adu Tarung Peresean
-
Legenda Putri Mandalika, Deretan Fakta Menarik di Balik Tradisi Bau Nyale