Aktifkan Notifikasimu
Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.
Guideku.com - Tidak banyak orang yang berani mengambil risiko keluar dari pekerjaan lantas memilih mandiri membuka usaha sendiri. Terlebih usaha yang digeluti kemudian yakni bertani cabai.
Namun itulah pilihan yang diemban ibu dua anak asal Negeri Jiran, Nur Hashirah.
Tiga tahun lalu, wanita berusia 38 tahun ini memberanikan diri keluar dari perusahaan swasta tempat ia bekerja.
Keberanian Nur bermula setelah melihat kesuksesan seorang temannya yang meraup untung dari bertanam cabai.
Baca Juga
Mantap, Nur Hashirah kemudian terjun ke bisnis cabai.
''Saya belum punya pengalaman yang cakap dalam bidang bisnis namun hal itu tak mengurungkan niat saya keluar dari pekerjaan lama. Beruntung, keluarga juga memberikan dukungan penuh,'' ungkap Nur Hashirah.
Nur Hashirah mulai menggeluti profesi barunya dengan menyewa sebidang tanah seluas 1,2 hektar di kawasan perkebunan Bukit Pelanduk, Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia. Di atas tanah lapang tersebut, Nur menanam ribuan bibit cabai.
Total, ia harus merogoh kocek sebesar RM 24.000 atau setara Rp 86 juta untuk menyewa tanah sekaligus membeli beberapa alat fetigasi pertanian dan 2.000 bibit cabai.
Bekal pengetahuan pun tak luput ia persiapkan jauh sebelum menapak profesi barunya itu.
''Sebelum memulai semuanya, saya belajar teknik penyemaian cabai di komunitas petani Pertumbuhan Peladang Kawasan Kuala Langat,'' tutur Nur Hashirah.
Perlahan, ia kemudian menanam 4.000 bibit cabai lainnya.
''Setiap hari, saya pergi ke kebun memeriksa keadaan cabai yang sudah ditanam. Perawatannya pun tidak sulit, sebab itu saya memilih menanam cabai yang tidak membutuhkan banyak tenaga saat dikelola dengan teknologi modern,'' ujar ibu dua anak tersebut.
Berbekal sistem fertigasi, Nur Hashirah tak perlu lagi membajak kebun, ia pun tak perlu melakukan penyiangan dan penyemprotan pestisida ke tanaman.
Lahan cabainya yang telah dilengkapi sistem irigasi modern pun secara otomatis disirami air dengan alat yang sudah di-timer khusus.
Lima bulan paska menanam deret cabai pertamanya, Nur Hashirah berhasil memperoleh lima ton cabai dari ribuan bibit cabai yang ia tanam.
Dari lima ton cabai tersebut, ia berhasil merogoh kocek sebesar RM 30.000 atau setara Rp 108 juta.
Hari ini, selain cabai Nur juga menanam mentimun dan blewah menyiasati permintaan pasar Malaysia nan melonjak.
Terkini
- 5 Tempat Wisata Religi di Solo, Terbaru Masjid Raya Sheikh Zayed
- 10 Tempat Wisata Cianjur, Libur Lebaran Jadi Semakin Seru
- Rekomendasi 9 Tempat Wisata Religi di Indonesia, Cocok untuk Momen Libur Lebaran
- Tips Peregangan Saat Naik Kendaraan, Dijamin Bebas Pegal saat Mudik
- Catat! 5 Provinsi Ini Bakal Ramai Pemudik saat Liburan Idul Fitri
- Tips Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Pribadi: Lebih Nyaman Dijamin Aman
- Potensinya Gede, Kunjungan Wisman Jepang ke Indonesia Terus Ditingkatkan
- Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?
- Survei Agoda: Perjalanan yang Ramah Lingkungan Lebih Disukai Wisatawan
- 4 Alasan Kamboja Bisa Jadi Destinasi Wisata Seru, Mau Piknik ke Sana?
Berita Terkait
-
Tiongkok Uji Coba Bebas Visa 6 untuk Negara, Ada Indonesia?
-
Malaysia Larang Penjualan Minuman Khas Indonesia, Bisa Didenda Rp33 Juta
-
Yuk Bandingin Terasi Indonesia dan Terasi Malaysia, Lebih Menyengat Mana?
-
Gabut, Wanita Ini Bikin Karya Tak Terduga dari Biji Cabai Selama 3 Jam
-
Disarankan Buka Kebun Cabai Sendiri, Jawaban Penjual Sambal Bikin Salut
-
Jalani Karantina di Malaysia, Menu yang Disantap Wanita Ini Jadi Sorotan
-
Ulama Malaysia Sebut Penguin Lucu dan Halal, Warganet Langsung Syok
-
Menyentuh, Kafe di Malaysia Ini Punya Karyawan Autisme dengan Tujuan Mulia
-
Order Nasi Goreng Cabai Hijau, Wanita Ini Malah Ngeri Pas Pesanan Datang
-
Iseng Tanam Cabai dan Stroberi, Tanpa Disangka tumbuh Subur Karena Micin