Sabtu, 27 April 2024
Angga Roni Priambodo | Amertiya Saraswati : Senin, 07 Januari 2019 | 11:45 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Rahaf Mohammed al-Qunun, seorang perempuan berusia 18 tahun asal Arab Saudi, mengaku bahwa nyawanya terancam jika dia sampai dideportasi dari Thailand dan dikembalikan ke keluarganya.

Seperti dilansir dari laman Dailymail, Rahaf diketahui kabur dari keluarganya saat mereka tengah berlibur di Kuwait. Hal ini dikarenakan keluarga Rahaf telah melakukan kekerasan fisik dan emosional selama hidupnya.

Tak hanya itu, Rahaf pun mengaku jika keluarganya mengancam akan membunuhnya setelah dia memutuskan untuk berganti agama.

Karena alasan itulah, Rahaf memilih kabur ke Australia dan bermaksud untuk meminta perlindungan di sana. Nahas, Rahaf malah tertahan di Bangkok, Thailand dan terancam dideportasi.

Ilustrasi Ditahan di Bandara (Pixabay/jdejd)

Dikatakan, pihak berwenang Thailand tahu-tahu menyita paspor Rahaf ketika dia tiba. Hal ini dikarenakan ayah Rahaf yang merupakan seorang petinggi negara di Arab Saudi telah menelepon bandara Bangkok dan mengklaim bahwa Rahaf menderita gangguan jiwa dan kabur tanpa pengawasan keluarga.

Meski begitu, saat dimintai bukti mengenai gangguan jiwa yang diderita Rahaf, pihak keluarga tak dapat memberikan bukti apa pun.

Namun, hal ini tetap tidak mengubah pendirian pihak imigrasi Thailand yang menahan Rahaf dan akan mendeportasinya kembali ke Arab Saudi pada Senin (7/1/2019) ini.

''Aku ketakutan. Kakak lelakiku berkata jika dia sudah menunggu dengan beberapa pria Saudi. Mereka akan membawaku pulang dan membunuhku. Keluargaku melakukan ini, aku tahu mereka. Mereka terus memberitahuku bahwa mereka akan membunuhku jika aku melakukan sesuatu yang menurut mereka salah,'' kata Rahaf.

''Aku pernah memotong rambutku, dan keluargaku mengurungku di kamar selama enam bulan lamanya,'' tambah Rahaf, menjelaskan perlakuan buruk keluarganya selama ini.

Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)

Terjebak dalam situasi tak menguntungkan, Rahaf pun meminta bantuan lewat akun media sosialnya dan mengabarkan kondisinya saat ini.

''Aku ingin pergi ke negara lain dan hidup aman. Aku memiliki visa untuk pergi ke Australia, jadi aku ingin pergi ke sana. Aku harus berjuang karena aku tidak ingin kehilangan nyawaku.''

Dikabarkan pula, Human Rights Watch sudah mengontak pemerintah Thailand agar memberikan perlindungan terhadap Rahaf.

Hal ini juga sesuai dengan hukum internasional yang menyatakan bahwa seseorang yang meminta perlindungan kepada UNHCR dari kekerasan keluarga tidak seharusnya dihalangi.

''Ada sejarah panjang tentang apa yang mereka sebut 'kekerasan demi kehormatan keluarga'. Dia berada dalam bahaya besar. Kami sudah meminta PBB untuk beraksi,'' kata perwakilan Human Rights Watch.

Rahaf, Perempuan yang Tertahan di Bangkok dan Terancam Dideportasi (twitter.com/rahaf84427714)

Meski begitu, hingga sekarang Rahaf diketahui masih tertahan di Thailand.

Bahkan, pihak kedutaan besar Arab Saudi telah menyatakan, ''Jika kau lari, kami akan menemukanmu dan menculikmu.''

Perlu diketahui pula, kasus semacam ini pernah terjadi di tahun 2017 silam saat seorang perempuan Saudi berusia 24 tahun kabur dari pernikahan paksa dan dideportasi. Kabar perempuan ini lantas tak lagi terdengar oleh publik.

Sementara itu, netizen di seluruh dunia berusaha membantunya dengan mengunggah cuitan #SaveRahaf.

BACA SELANJUTNYA

Sampai Didatangi Polisi, Penjual Pancake Kena Tegur Gegara Pakai Baju Seksi