Jum'at, 03 Mei 2024
Dany Garjito : Jum'at, 23 November 2018 | 13:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Pernah nggak kamu nebak-nebak rasa buah cuma dari warnanya saja? Kayak misalnya milih mangga yang warna kekuningan karena yakin rasanya lebih manis, atau apel berwarna merah terlihat lebih menggiurkan?

Jika ya, maka hal ini merupakan hasil dari pengaturan otak kamu. Sebelum menggigit makanan atau meneguk minuman, otak sudah mengembangkan prediksi atas rasa suatu makanan dan minuman berdasarkan aroma, tekstur, dan warnanya.

Hal ini diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan tim dari Oxford University. Charles Spence selaku peneliti utama telah melakukan beberapa penelitian tentang bagaimana warna dan bau dapat menipu otak kita.

Menurut dia, otak telah terbiasa merekam warna merah yang diasosiasikan dengan rasa yang manis. Masuk akal ketika beberapa merek makanan dan minuman menggunakan warna dalam logo dan kemasannya untuk mengelabui otak.

Untuk mendapatkan temuan ini peneliti menempatkan beberapa responden pada ruangan yang gelap. Mereka diberi makanan tanpa mengetahui tampilan dan warnanya. Ketika lampu dinyalakan, terungkap bahwa responden diberi steak dan kentang goreng yang dicelup dalam pewarna makanan biru dan hijau. Setengah responden kehilangan nafsu makan dan benar-benar menjadi sakit setelah kejadian.

Menurut peneliti, warna biru selama ini diasosiasikan dengan rasa pahit bahkan beracun. Itu sebabnya makanan dengan kemasan warna biru relatif jarang karena diasosiasikan tidak menarik oleh otak manusia. Melalui temuan ini peneliti mengatakan bahwa warna makanan dapat mempengaruhi anggapan seseorang tentang rasa dari suatu makanan.

Namun, peneliti mengatakan bahwa kita tidak dapat mengecualikan pengaruh budaya. Dalam sebuah contoh menarik yang dianalisis Spoon University, animo masyarakat terhadap Burger King yang menjual burger hitam di Jepang dan Amerika Serikat.

Meskipun hasilnya tidak terlalu menggembirakan di Amerika Serikat, konsumen Jepang menunjukkan respon yang lebih positif karena makanan berwarna hitam lebih tampak umum di negara ini.

Penelitian terbaru dari Penn State turut mengakui bagaimana asosiasi rasa dan warna makanan pada akhirnya dapat berbeda dari orang ke orang yang dapat berdampak terhadap teknik pemasaran suatu makanan.

Molly J. Higgins, kandidat doktor dalam ilmu makanan juga mengatakan bahwa ini mungkin dapat memberi implikasi dalam industri makanan jika sebuah perusahaan meluncurkan produk makanan rasa baru dengan warna berbeda. 

SUARA.com/Firsta Nodia

Artikel ini sudah dimuat di SUARA.com dengan judul: Ternyata, Otak Manusia Bisa Prediksi Rasa Makanan Lewat Warnanya

BACA SELANJUTNYA

Resep Mango Sticky Rice khas Thailand, Ternyata Bikinnya Semudah Ini