Jum'at, 26 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa | Arendya Nariswari : Kamis, 17 September 2020 | 09:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Pandemi memang belum berakhir. Meski begitu, sejumlah restoran, kafe dan warung makan di berbagai wilayah sudah kembali beroperasi. Orang-orang juga sudah mulai memberanikan diri untuk makan di restoran.

Hanya saja, demi mencegah penularan COVID-19, beberapa restoran tetap membatasi jumlah kunjungan dan memberlakukan protokol kesehatan yang wajib dipatuhi oleh para pelanggan.

Namun wajib dipahami, kendati protokol kesehatan tetap dijalankan, bukan berarti makan di restoran sudah sepenuhnya aman dan terbebas dari ancaman COVID-19.

Kita tentu mesti berkaca dari beberapa peristiwa yang terjadi pada sejumlah tempat makan di Indonesia. Sebut saja munculnya klaster virus  corona Warung Kepala Manyung Bu Fat di Semarang dan Warung Soto Lamongan di Yogyakarta.

Ilustrasi makan di restoran saat new normal. (Shutterstock)

Makan di restoran tanpa memerhatikan beberapa hal penting bisa jadi bumerang bagi kesehatan Anda. Oleh karenanya, berikut Suara.com rangkum 5 tanda bahwa Anda lebih baik makan di rumah dari laman Insider, Rabu (15/9/2020) kemarin.

Ventilasi atau saluran udara di restoran buruk

Kondisi ventilasi yang baik di sebuah restoran tentu saja menjadi kunci pencegahan penularan COVID-19 secara optimal. Sebaliknya, kalau sirkulasi udara di restoran itu buruk, hal ini tentu saja akan meningkatkan kemungkinan terjadinya penularan COVID-19.

Adanya sejumlah jendela dan ruang terbuka bisa jadi pertanda bahwa restoran tersebut memiliki sirkulasi udara cukup baik. Anda wajib khawatir ketika restoran yang Anda kunjungi begitu tertutup tanpa jendela.

Insinyur HVAC Theres Pistochini mengatakan kepada Insider bahwa umumnya bangunan tua lebih aman dibandingkan gedung baru.

Tahun 1970, beberapa arsitek mulai membuat bangunan tertutup dengan tujuan menghemat energi. Namun sayangnya, hal ini bisa menjadi tempat penularan sempurna bagi virus corona karena kondisi ventilasi yang dianggap buruk.

Kondisi restoran yang ramai

Restoran dengan kerumunan pembeli menjadi salah satu hal yang wajib Anda hindari selama masa pandemi. Pilihlah untuk makan di restoran yang sepi pengunjung demi mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Sebagian besar restoran memang sudah memberlakukan peraturan physical distancing dengan memberikan tanda jarak pada tempat duduk dan antrean.

Namun, tak menutup kemungkinan pengunjung bisa saja berdesakan ketika berada di ruang tunggu atau toilet. Usahakan untuk mecari tahu kapasitas restoran yang akan Anda kunjungi sebelum makan di tempat.

Anda dalam kondisi sedang tidak enak badan

Larangan keras makan di restoran untuk Anda yang sedang merasa tak enak badan dan mengalami gejala seperti demam, sesak napas hingga batuk kering.

Ilustrasi makan di restoran saat new normal. (Shutterstock)

Seperti yang telah diketahui, kini gejala COVID-19 tak hanya batuk atau flu, beberapa kasus bahkan sempat menderita sakit kepala hingga diare.

Walau Anda merasa kuat dan tidak apa-apa, ketahuilah bahwa hal ini bisa sangat membahayakan bagi orang lain di restoran yang kalian kunjungi.

Anda berusia di atas 50 tahun dan memiliki riwayat penyakit tertentu

Orang dewasa berusia di atas 50 tahun menjadi salah satu golongan yang rentan tertular COVID-19. Hal ini bisa diperparah jika orang tersebut memiliki riwayat penyakit tertentu.

"Saya menyarankan mereka yang berusia di atas 50 tahun atau memiliki riwayat penyakit tertentu untuk menghindari makan di luar rumah," tutur Amit Malik, Mantan Direstur Klinis Operasi Rumah Sakit Presbyterian New York/

Kalau berusia 50 tahun ke atas serta memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, jantung dan paru-paru, sebaiknya batasi diri Anda untuk berpergian termasuk makan di restoran.

Tingkat infeksi di wilayah Anda

Hindari makan di restoran kalau wilayah Anda mengalami peningkatan kasus COVID-19 yang begitu signifikan. Penduduk beberapa negara bagian Amerika, diketahui menggunakan nomor reproduksi dan jumlah kasus terkini untuk mengetahui tingkat infeksi COVID-19 di wilayah mereka.

Banyak pakar kesehatan menggunakan nomor reproduksi atau R0, untuk menentukan seberapa cepat virus corona menyebar. R0 sendiiri mengacu kepada jumlah rata-rata orang yang terinfeksi.

R0 yang lebih besar dari satu cenderung memperlihatkan warna merah pada grafik. Artinya, virus corona menyebar dengan cepat di wilayah itu.

BACA SELANJUTNYA

Mudik Lebaran 2024 Naik Kereta, Masih Wajib Vaksin Covid-19?