Jum'at, 26 April 2024
Rima Sekarani Imamun Nissa : Senin, 10 Agustus 2020 | 12:00 WIB

Aktifkan Notifikasimu

Jadilah yang pertama menerima update berita penting dan informasi menarik lainnya.

Guideku.com - Bagi kamu yang tertarik dengan sastra kuno, ada 100 naskah kuno berusia ratusan tahun yang sebagian besar masih dalam kondisi baik di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Semua koleksi manuskrip Palembang Darussalam itu milik Kms H. Andi Syarifuddin. Dia merupakan kolektor naskah-naskah kuno yang tinggal di Jalan Faqih Jalaluddin, Kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang.

Setibanya di rumah pria berusia 50 tahun ini, kita pasti akan dimanjakan dengan koleksi naskah-naskah kuno yang tersusun rapi di dalam lemari kaca.

Dibincangi Suara.com, Andi bercerita semua koleksi naskah kuno miliknya ini diperoleh secara turun-temurun, mulai dari pemilik pertama yakni kakek buyutnya pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II.

"Itu semua (menunjuk koleksi naskah-naskah kuno dalam lemari kaca) merupakan warisan dan saya ini generasi ke-7. Dulu kakek buyut saya adalah ulama pada bagian penghulu Kesultanan Palembang Darussalam," kata Andi kepada Suara.com, Sabtu (8/8/2020) lalu.

Menurutnya dari sebagian naskah kuno miliknya ini kebanyakan tentang ilmu keagamaan seperti Tafsir, Hadist, Fiqih, Tasawuf dan Tauhid.

"Tapi, sastra juga ada seperti syair-syair dan sejarah, khususnya kesultanan Palembang Darussalam. Semua naskah ini usianya sendiri di atas 100 tahun, paling tua 300 tahun," tutur dia.

Ia mengakui, kebanyakan ajaran dari naskah-naskah kuno itu sudah diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari ‘wong kito’ ini. Namun, kini banyak istilah bahan yang sulit dikenali.

Kolektor Kms H. Andi Syarifuddin bersama koleksi naskah-naskah kuno berusia ratusan tahun miliknya. (Suara.com/Rio)

"Kalau bahasanya ya Arab Melayu. Cara membacanya juga bisa karena memang bisa, khususnya melayu Islam Palembang," ungkap bapak tiga anak ini.

Ia pun membacakan salah satu naskah Palembang dalam bentuk percakapan. "Kulo ayun ke rompak wak Mat." Itu artinya, kata dia, saya mau ke rumah wak Mat.

Dalam upaya pelestarian naskah kuno ini, ia mempersilakan para mahasiswa hingga peneliti untuk memanfaatkan naskah Palembang koleksinya. Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang kerap melakukan penelitian ke rumahnya.

:Dulu juga orang dari Malaysia dan Jepang pernah ke sini (Palembang) untuk melakukan penelitian. Kalau gak salah, orang dari Jepang itu pada 2004 lalu," imbuh dia.

Dalam kategori pelestarian naskah kuno itu pula, Andi telah meraih Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional RI.

"Ya, karena dedikasi dan sumbangsih terhadap pelestarian naskah kuno ini saya dapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional," ujar Andi.

BACA SELANJUTNYA

Hore, Pulang Kampung ke Sumatera Kini Bisa Lewat Tol Bakauheni - Palembang